Tapi syukurlah, di interval awal pertandingan tiga punggawa ini sukses menahan serangan pemain depan Thailand. Bahkan Putu Gede sangat berhasil menahan setiap laju dengan covering yang keren menahan laju pemain sayap Thailand yang mungil dan berbahaya Nurul Sriyankem (14), sehingga membuatnya cukup frustasi.
Permainan terbuka di babak awal ini menjadi menarik karena tampak pemain kita begitu dingin sementara pemain Thailand terlihat berhati hati. Sehingga terjadilah goal tendangan jauh gelandang serang Zulfiandi merobek jala Tedsungnoen kiper Thailand.
Selanjutnya agak mengherankan juga menurut saya, kenapa bos Bima tidak  merubah formasi bertahan dengan counter- attack, setelah unggul 1-0, masih tetap open, terlebih dibelakang dan juga gelandang Evan dan Zulfiandi tidak ditarik sedikit kedalam.
Setelah sayap kiri  Sriyankem mantap diredam Putu, Thailand memindahkan bobot serang kekanan  lewat Thosakrai sayap dan Roller fullback, dan ternyata efetif. Membuat Hansamu  terpaksa bermain keras dan Faathier pontang panting kerap tertinggal, sehingga melahirkan gol gol dari tendangan sudut dan set piece yand dilakukan Udomsiri (24) fullback spesialis tendangan kaki kiri yang akurat. Score 2-1 untuk Thailand.
Udah deh, setelah itu, boro boro set up formasi, basic mental bermain kita goyang goyang.
Selanjutnya enggak usah di story, silakan lihat sendiri di You Tube ajah.
Beberapa hal yang  bisa saya terawang disini, adalah peran gelandang tengah Lilipaly yang kurang kelihatan, mungkin ada tumpang tindih dengan tugas penyerang yang kerap terambil alih oleh Evan Dimas , sedang Zulfiandi meskipun mencetak goal seperti kurang tune up dengan Lilipaly dan Beto. Sebagai saran untuk  three coach, Bima, Kurniawan dan Kurnia, mohon bisa di perbaiki pola kerjasama dilini ini. Tapi kalo enggak mau, tidak apa apa juga bro. Peace!
So, masih ada harapan tanding terakhir melawan Filipina, bos Bima Sakti pasti sudah belajar banyak dan lebih fokus untuk membawa pasukan perangnya  dengan gagah berani. Apapun yang tersaji, saya tetap passion dengan Timnas Garuda. Walaupun sepi petingginya yang nonton,  juga itu bangku kosong supporter dan juga masih menangisi Luis Milla.Â
Bagiku, merah putih mereka begitu kentara.Â
 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H