Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sedikit Contekan Team Thailand, Ssst..

16 November 2018   23:01 Diperbarui: 16 November 2018   23:49 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Biasanya Thailand betul memainkan format 4-2-3-1, walau sebelumnya mereka pakai formasi Great Britain 4-3-3. Namun asumsikan saja Thailand keluar dengan format 4-2-3-1, biar tulisan ini tidak terlalu salah, meskipun mungkin tidak benar juga.

Menurut teori penjas (pendidikan jasmani), tujuan dari formasi liat atau fleksibel 4-2-3-1 adalah pertama, ball possession dan pressing, kedua, melokalisir posisi area bola dan merebutnya dengan cepat.

Sistem ini  berstruktur double triangle, yaitu satu segitiga di tengah-belakang (4-2) dan satu lagi segitiga tengah-depan (3-1). Jadi ada dua segitiga pengaman.

Fromasi ini dikenal dari turunan formasi 4-4-2, yang dimodif dengan satu striker mundur kebelakang  untuk menjadi gelandang yang kreatif dan menyerang, kedua sayap didorong maju untuk tidak berada di luar lebar guna passing umpan silang ketengah atau menjadi penyerang penggiring bola, selanjutnya, dua gelandang tengah mundur lebih kedalam  membentuk 'pivot ganda'.

Kelemahan formasi liat empat band 4-2-3-1 ini adalah dead space bagian tengah di band antara 2-3, karena 4-2 bertahan dan 3-1 harus menyerang. Ini terlihat waktu Thailand berhadapan dengan Timor Leste, serangan Thailand banyak dari sayap kiri dari belakang kedepan, atau lob panjang dari pivot gandanya (2 DMF, Defensive Midfielder). Jadi barangkali Timnas Garuda bisa memanfaatkan space itu, saat serang balik, baik dari sisi sayap maupun tengah.

Terserah bos Bima Sakti mau memainkan 4-4-2 atau 4-2-3-1 atau 4-3-3 dengan Lilipaly sebagai false-9, meniru Messi atau Torres, biar sedikit gaya gitu.

Tapi yang penting jangan takut sama empat back Thailand yang besar besar itu, karena ternyata mereka sebenarnya punya handicap seperti kita juga.

Belakang Thailand dengan 2 CB (Centre Back) dan 2FB (Full Back), tidak akan berani jauh dari formasi segaris, dibelakang, karena Thailand masih punya lalu trauma  belakangnya yang sering bobol seperti pertahanan kita. Untuk itulah, katanya sih, guna membereskan belakangnya, Thailand merekrut Milovan Rajevac, pelatih hebat dari Serbia, bekas pelatih Ghana yang tembus Piala Dunia 2010 dengan prestasi Unbeatable Ghana Team pada babak kualifikasinya.

Jika menonton proses terjadinya  tujuh goal Thailand  ke jala Timor Leste, ah.. itu seperti latihan bola  aja, goal yang simple, sepi dari gocekan ataupun  umpan cepat-pendek dengan pergerakan dinamis manis, untuk mengalirkan bola . Kecuali, kalo engga salah inget gol ke empat yang menghasilkan penalti akibat dari Nurul Siyarngem (14)  yang di jatuhkan di kotak 12 pas itu, pergerakan Nurul boleh lah. Selain itu gol lainnya tipikal saja, umpan kedepan/ketengah, sprint tembak, gol!

Jadi bisa deh, Hansamu, Putu, Fachrudin dan Ricky (atau Fathir) mencover pergerakan macem begini.

Kalo si  penyerang veteran, Ultra man,  Center Forward (CF) Adisak Kraisorn (9) sih, nggak usah terlalu dikuatirkan, karena goal goalnya diperoleh dari assist mateng semua, tinggal senggol aja udah goal (ref. waktu lawan Timor Leste). Justru  mesti diwaspadai (waspadalah!) Attacking Midfielder (AMF) Nurul disebelah kiri dengan speed diatas rata rata, bagai mesin pengumpan silang atau dia bisa juga menjadi gelandang serang kreatif yang bisa mencetak goal sendiri.  

Defensive Midfielder (DMF) Thitipan Puangchan di kanan juga sangat rajin pangkal pandai,  selain umpan silang dan lambung depan dari belakang yang oce, diem diem doi juga punya ketrampilan single dribbling yang baik, dari defensif menjelma kedepan menjadi penyerang kreatif.  

Jadi jangan tersepona sama penyerang tengah Adisak itu, mentang mentang dia seorang diri main borong 6 goal saat lawan Timor Leste , kekuatan dua gelandang serang  Nurul dan Mongkol Tossakai, lebih berbahaya karena mereka punya bonus kreatif, yaitu bisa sendiri menembus pertahanan lawan.

Makanya Riko ataupun Febri (siapapun starternya), harus mengambil posisi lebih kedalam untuk mengcover area depan si Nurul ini, supaya Korakod Wiriyaudomsiri, fullback kiri dan Tanaboon Kesarat, gelandang bertahan kiri, mikir mikir lagi untuk kasih bola menyisir sayap kiri ke kaki Nurul. Karena Thailand pede banget dengan ofensif dari sayap (flank) kiri dengan target Nurul di depan. Seandainya telat cover-up, bisa disengkat aja kakinya bang Nurul ini dikit, hingga pelanggaran ini bisa dijadikan rebound tempo untuk reposisi. Kalo enggak gitu rada berabe kita.

Jika "set piece" (bola mati) atau corner kick, bolehlah Adisak ini di tempel, karena striker ini selain lumayan jangkung, 1,82 meter tingginya, juga punya lompatan terbang (nyontek idolanya Ultra Man).

Dari hasil sejauh ini, Indonesia tak perlu risau dengan perbandingan score akhir melawan Timor Leste, dimana Thailand menjebol Timor Leste 7-0, sedangkan kita cuma mentok di 3-1. Jangan juga terpengaruh akan psiwar Timor Leste dengan pelatih Jepangnya itu, yang bilang Thailand lebih berat dan lebih hebat dari Timnas. Padahal sebenarnya Timor Leste bermain buruk banget waktu lawan Thailand, sehingga Thailand terlihat superior.  Kalau kita punya ilmu membaca wajah saat anak asuhnya menggulung Timor Leste, ekspresi pelatih Thailand bapak Milovan ini, kelihatan senang, tapi gimana.. gitu, kelihatan enggak gembira gembira amat.  Mungkin dia sudah tidak sabar untuk melawan Timnas. Seperti saya. 

So, selamat bertanding, gaez! 

Happy soccer!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun