Mohon tunggu...
Debby Anggraini
Debby Anggraini Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Berbagai berita baik lokal maupun internasional. Berita yang disajikan berfokus pada teknologi serta tren millennials saat ini.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Memangkas Waktu Perjalanan Dapat Mengurangi 214 Juta Ton CO2 di Tahun 2030

22 November 2018   13:03 Diperbarui: 22 November 2018   14:15 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                                                                                                                                                 

Jakarta, Indonesia - Menurut studi terbaru Regus, meningkatnya tren kerja fleksibel akan mengurangi tingkat karbon dioksida hingga 214 juta ton per tahun di tahun 2030.

Studi ekonomi yang dilakukan oleh para peneliti independen ini mengungkap bahwa di tahun 2030 waktu perjalanan dapat dihemat hingga lebih dari 3,53 miliar jam per tahun jika ruang kerja fleksibel makin banyak digunakan. Jumlah karbon dioksida yang dapat ditekan ini setara dengan jumlah karbon yang diserap oleh 5,5 miliar pohon selama lebih dari sepuluh tahun.

Inggris Raya diperkirakan mampu menekan 7,8 juta ton CO2 di tahun 2030 berkat peralihan ke sistem kerja fleksibel yang dapat menghemat [115] juta jam perjalanan. Sementara itu, negara yang mampu menekan angka emisi tahunan terbesar di tahun 2030 adalah Amerika Serikat. Masyarakat AS diprediksi dapat mengurangi waktu perjalanan hingga hampir 960 juta jam. Karena sebagian besar masyarakat AS bepergian dengan mobil, pengurangan waktu perjalanan ini dapat menurunkan angka emisi CO2 hingga lebih dari 100 juta ton.

Studi ekonomi Regus memperkirakan bahwa jumlah penggunaan ruang kerja fleksibel akan meningkat mulai tahun ini hingga 2030. Studi ini meneliti 16 negara di seluruh dunia dan memprediksi bahwa sistem kerja fleksibel di negara-negara tersebut akan berkontribusi lebih dari $10 triliun bagi perekonomian global di tahun 2030.

Vijayakumar Tangarasan, Country Head Regus Indonesia, mengatakan, "Sistem kerja fleksibel mungkin masih berkontribusi kecil terhadap upaya penanggulangan perubahan iklim -- menurut Program Lingkungan PBB, dunia masih perlu menekan angka emisi gas rumah kaca tahunan sebesar 12 triliun - 14 triliun metrik ton lagi sampai 2030 agar dapat menekan laju pemanasan global hingga 2 derajat Celsius.  

Jika karyawan dapat memilih lokasi kerja yang dekat dari rumah dan memangkas waktu perjalanan, tingkat emisi karbon dapat ditekan hingga jutaan ton tiap tahun. Di tengah krisis lingkungan yang sedang melanda, peralihan ke sistem kerja fleksibel bukan hanya penting bagi bisnis dan individu, tapi juga bagi planet ini."

   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun