Gedung Theater Jakarta, Taman Ismail Marzuki terlihat ramai malam itu, walau hujan , tapi tak melunturkan niat untuk menyaksikan mahakarya Wayang Orang Bharata dengan judul SALYA WIRATAMA. [caption id="attachment_220103" align="alignnone" width="639" caption="Narasoma bersemadi"][/caption] Kisah Salya Wiratama diawali dengan masa pertapaan Narasoma (salya semasa muda) yagn berjumpa dengan Resi Bagaspati yang merupakan ayah dari Pujawati yang setelah menikah bermana Setyawati. [caption id="attachment_220102" align="alignnone" width="639" caption="bertarung dengan resi bagaspati"]
[/caption] [caption id="attachment_220104" align="alignnone" width="582" caption="mohon restu "]
[/caption] Kisah berlanjut pada pertarungan Narasoma dan Pandu dalam memperebutkan Kunti yang kemudian dimenangkan oleh Pandu. Atas kekalahannya, Narasoma memberikan adiknya Madrim pada Pandu. Dalam perjalananya kembali ke Hastinapura, Pandu dan rombongannya berjumpa dengan purnakawan yang menceritakan kisah pertarungannya dengan Narasoma dan mengenalkan dua wanita cantik yang turut dalam rombongannya. [caption id="attachment_220105" align="alignnone" width="639" caption="sayembara dewi kunti"]
[/caption] [caption id="attachment_220107" align="alignnone" width="639" caption="Kemenangan pandu"]
[/caption] Puncak dari kisah ini adalah perang Bharatayudha, yang melibatkan kurawa dan pandawa. Salya merasa bimbang dengan situasinya, karena posisisnya yang berada di lingkungan Kurawa sementara adik serta keponakannya Nakula Sadewa berada di pihak pandawa. [caption id="attachment_220108" align="alignnone" width="463" caption="kurawa bertempur"]
[/caption] [caption id="attachment_220109" align="alignnone" width="639" caption="kurawa vs pandawa"]
[/caption] Pertempuran berjalan dengan apik, hingga terbunuhnya Salya oleh pandawa memberikan penutup yang begitu mengharu biru pada pagelaran
wayang orang yang dibawakan oleh grup wayang orang Bharata. [caption id="attachment_220110" align="alignnone" width="639" caption="Terbunuhnya salya"]
[/caption] [caption id="attachment_220111" align="alignnone" width="639" caption="ending yang mengharubiru"]
[/caption] Baru kali ini saya menonton wayang orang. Sebelumnya saya pernah nonton wayang kulit, sendratari ramayana, dan kali ini adalah wayang orang. Bagi saya, orang awam yang tidak memahami cerita wayang padamulanya, Â menikmati pertunjukan wayang orang ternyata sungguh mengasikkan. Gerak dan tingkah tiap lakon yang dibawakan begitu indah. Pemeran wanitanya memperlihatkan geraktubuh yang begitu ringan, seperti di tiup angin, bergerak halus dan anggun. Yang mengejutkan adalah gerak lincah para kurawa saat bertempur, bukan lagi menyuguhkan gerakan yang membosankan, tapi begitu energik dan modern, membuat kami terpukau dan turut bersemangat. Dialog wayang dibawakan dalam bahasa jawa kromo, yang tidak saya mengerti sepatah katapun, namun sebelum menonton wayang, saya sempatkan dulu mencari kisah salya dengan bantuan google dan mendapatkan beberapa kisah yang memudahkan saya untuk mengerti jalan cerita wayang yang sedang berlangsung. Selain itu penonton juga diberikan buku panduan untuk memahani tiap adegan. Lain waktu mungkin saya akan menonton pertunjukan wayang yang lain, tapi menikmati pertunjukan
seni tidak memerlukan pehamanan khusus karena kita bukan ahlinya, tapi cukup di nikmati keindahan laku dan peran yang disuguhkan - vii -
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Sosbud Selengkapnya