Mohon tunggu...
Bananashootcom
Bananashootcom Mohon Tunggu... -

Portal Berita Dan Analisa Sepakbola.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Individu Jenius dan Kolektifitas

9 Juli 2015   12:19 Diperbarui: 9 Juli 2015   12:19 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebetulan, lagi-lagi Lionel Messi gagal membawa Argentina meraih gelar. Setelah Piala Dunia 2014, setahun kemudian Messi gagal lagi di Final Copa America 2015. Lawan nya? Chile. Tidak lebih hebat dari Jerman, susunan pemain nya pun tidak menggiurkan. Tapi Argentina, tetap gagal.

Lalu, ini salah siapa? Messi lagi? Atau kurang pintar nya Tata Martino? Penalti Higuain yang ngaco? Gagalnya Higuain memanfaatkan peluang di menit 92? Salah tim Argentina yang ngandelin Messi doang?

Kalau bahas siapa yang salah, gak bakal ada ujung nya. Secara pasti, si "Alien" gagal menyamai prestasi Maradona.

Kita tau, kalau ada pemain berbakat muncul di Argentina, pasti langsung disamakan dengan Maradona. Apalagi, jika posisi dan gaya main nya sama. Tapi, hingga detik ini, Maradona harus bangga, karna belum ada yang bisa melampaui nya.

Publik menjuluki Messi sebagai "Alien", maka sudah jelas, publik Argentina berharap lebih pada Alien ini. Julukan ini jelas bukan bercandaan, Alien diartikan sebagai kasta yang lebih tinggi daripada manusia. Mereka lebih maju, serta cerdas secara individu. Sering kita lihat di film-film kan kalau alien memang lebih pintar.

Hanya saja, Messi baru sebatas alien. Maradona sudah menjadi "Tuhan". Ketika Messi ingin menggocek lima orang, Maradona bisa. Ketika Maradona ingin mencetak gol paling culas sepanjang sejarah, Messi tidak bisa. Ketika Maradona mau Argentina juara, Messi juga tidak bisa.

Messi Jenius.

Betul sekali. Kalau kamu ragukan kejeniusan seorang Messi, maaf saja, Malaikat menandai kamu dengan sebuah dosa baru, dalam buku kehidupan.

Karna Messi jeniuslah maka ia bisa mendapat gelar Ballon D'or sampai empat kali. Juga karna Messi jenius, dia bisa mencetak gol dengan melewati banyak lawan. Plus, karna dia jenius, maka Barcelona panen gelar. Meski, lagi-lagi, belum terbawa ke Argentina.

Ada yang bilang jika pemain di Argentina tidak sama levelnya dengan Barcelona. Kamu setuju? Kami tidak.

Xavi dan Iniesta memang luar biasa jago. Sungguh curang Barcelona punya dua pemain ini. Dosa besar jika kamu menyatakan "Messi punya Xavi dan Iniesta di Barcelona.". Karna itu seolah mengecilkan peran mereka sebagai... ajudan Messi. Kalaupun mereka sekedar ajudan, berarti ini ajudan super hebat, karna prestasi nya lebih banyak dari si Bos.

    Dynamic Duo Ajudan

Hei, kamu tahu, Argentina punya Angel Di Maria, Tevez, Higuain, Mascherano, Aguerro, Rojo, Biglia, Zabaleta. Jika diadu soal banyak-banyakan pemain bintang, gak kalah ya dengan Barcelona.

Mari kita persempit. Di lini tengah Barca, ada Xavi-Iniesta-Busquet. Wah, kita bisa kok adu sama Mascherano-Banega-Biglia.

Btw, soal adu-adu pemain beken. Lawan Argentina kemarin, si Chile, kalah jumlah pemain beken loh. #Upsss

Kolektifitas.

Bisa jadi, ini isu paling mungkin untuk Argentina. Sama kayak Portugal, mereka andelin Cristiano Ronaldo. Bedanya, Ronaldo ditemani medioker. Tapi, Messi tidak.

Apakah lantas Barcelona mengandalkan Messi sepenuhnya? Tidak, Barca adalah tim yang sangat kolektif. Kebetulan mereka punya Messi, jadi makin garang. Setiap gol yang dibuat Messi, pasti ada andil dari teman-teman nya, meski anda boleh hitung itu minim. Pun misal Messi bisa leluasa gocek banyak pemain, itu juga karna teman-teman nya melakukan dummy run.

Apa beda Jerman dengan Chile? Secara kualitas pemain pasti beda jauh. Gaya main nya pun beda, karna dampak poin pertama. Persamaan nya, mereka membuat Messi tidak banyak berbuat sesuatu dengan bola. Sebisa mungkin, Messi jauh dari gawang. Jika Messi dapat bola, segera hadang dengan 2-3 orang, dan salah 1 dari orang tersebut harus melakukan kontak fisik.

Argentina, yang pemain nya punya kualitas mirip Barcelona, punya perbedaan mendasar dari Barca, mereka tidak punya kecerdikan untuk buka ruang agar Messi berkembang.

Salah Tata

Ini pelatih juga katrok sih. Dengan susunan pemain lini serang yang ganas, mestinya Tata tidak mengandalkan Messi seorang. Kalau saja dia buat pola yang lebih mengembangkan permainan Aguero atau Tevez, rasanya kerja Messi lebih ringan meski gelar topskor tidak diberikan padanya.

Simak Berita dan Analisa Sepakbola lain dari kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun