Mohon tunggu...
Handy Kurniawan
Handy Kurniawan Mohon Tunggu... Ahli Gizi - apaan sih

Watch and learn

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kerja Keras, Kerja Keras

23 Mei 2018   12:28 Diperbarui: 23 Mei 2018   12:36 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Politik uang memang tidak boleh tapi itu kan hanya katanya. Saya kira untuk menghentikan politik uang itu tidak mungkin. Dulu ada seorang teman laki2 yang habis hartanya oleh seorang wanita. Tidak ada satu pun suara yang dpt menyadarkan nya. Diri nya seperti mabuk asmara dan nikmat asmara. Akhirnya hartanya nyaris habis dan mulai merasa bahwa asmara nya tidak seindah dulu. 

Aku bertanya kepada dirinya. "Mas, gimana kesimpulan dari perjalanan asmaramu itu". Dirinya menjawab dng suara yg tegas tp lirih "Wanita itu racun". Yah, lucu dan bikin geli tp tentu dia sangat menikmati racun itu. Kalau di amati bukan wanita yang menjadi racun tp hartamu yang menjadi racun. Jangan menyalahkan iman karena tak kuat menahan goda dan lagi siapa sih didunia ini yang kuat menghadapi godaan "hehehe". 

Wajar uang adalah racun dunia  karena semua nya bisa di dapat jika kita punya kelimpahan uang (bukan harta lho). Rumit memang, apalagi jika di sandingkan dengan politik yang adalah sumber nya uang tanpa batas tanpa perlu manusia yg berkualitas baik dalam berpikir. 

Perkiraan  rasa putus asa timses dr salah satu pihak peserta pemilu untuk kepikiran  melakukan politik uang saat pemilu nanti pasti ada karena  cara kuno ini adalah racun paling mematikan untuk membuat orang mengatakan "YA". 

Melakukan cash keras kepada para calon2 pemilih di seantero negeri. Siapkan uang ber triliun2 untuk menyebar racun untuk menang. Ide itu akan di lakukan dan akan lebih dahsyat dari yg sebelum2 nya  karena kompetisi besok ini sangat tipis pemenang nya. Kubu non pemerintah pun pendukung nya boleh di bilang tidak banyak yg beralih ke kubu pemerintah bahkan semakin solid. 

Sedangkan yg pro kubu dari pemerintah pun sedikit banyak mulai beralih dukungan atau bingung/takut dan menyatakan golput. Belum lagi para orang2 yang tidak menyukai politik/golput yang peluang nya berat untuk arah menjadi pendukung pemerintah.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun