Wajah jenazah itu terus terbayang hingga berhari hari.
Pernah pula mbak Rokha dan tim menangani jenazah yang posisi tubuhnya kayang membentuk huruf U terbalik. Kepala dan kaki menyentuh lantai sementara punggungnya tidak !
Mengurus jenazah korban kecelakaan juga membutuhkan kesabaran dan keberanian. Sebab kerap kali wajahnya (maaf) rusak tidak berbentuk lagi. Dan darah terus mengalir saat dimandikan.
Adapun yang paling menyedihkan ialah saat mbak Rokha memandikan jenazah sahabatnya. Yang mana pagi hari mereka masih bertemu dan ngobrol, siangnya meninggal. Ia dimandikan dan dimakamkan di hari yang sama. Umur manusia siapa yang sangka ?
Saat dirinya ditanya apakah masih suka takut ? Ia menggeleng kepala. Mbak Rokha lebih takut bila jahitan kafan belum rampung ketika jenazah selesai dimandikan.
Baginya dihinggapi kecoak justru lebih menakutkan daripada mengurus jenazah. Ekspresi mbak Rokha saat bertemu kecoak bagaikan Superman melihat batu Kripton : Panik jejeritan hehehe.
Selalu menangis saat menyalati jenazah
Usai mengurus jenazah, mbak Rokha dan Rukemtanya emoh dibayar. Mereka ikhlas berharap pahala dan menampik halus amplop yang disodorkan. Bila dipaksa maka amplop mereka terima kemudian dimasukkan ke kotak amal yang memang selalu ada di rumah duka.
Kemudian tiba waktu menyalati jenazah, mbak Rokha pun memandu ibu ibu. Ia kerap menitikkan air mata membayangkan dirinya kelak akan mengalami hal serupa.Â
Sebab itu ia dan tim pemandi jenazah saling berwasiat, "Kalau tiba waktuku menghadap Tuhan, aku mohon kalianlah yang mengurus jenazahku !"
Saya termenung dan merasa kecil dihadapan mereka. Ya, dipandang dari sudut manapun wanita selalu mengagumkan. Mereka jelita dengan masing masing gayanya.