Kian hari kian banyak yang membutuhkan bantuan mbak Rokha hingga lintas kelurahan, ia pun keteteran. Muncul ide dibenak wanita ini untuk praktek bersama cara mengurus jenazah. Dari memandikan hingga menyalatkannya.Â
Pemikiran mbak Rokha simpel saja : Banyak orang yang awam tata cara penyelenggaraan jenazah dan mengandalkan pengurus masjid. Bagaimana bila si pengurus tidak ada ditempat seperti mak Upi ? Walah repot sekali.Â
Dan sesuai syariat agama, bila ada anggota keluarga yang meninggal maka kita dianjurkan mampu mengurusnya secara mandiri.Â
Tidak disangka, ibu ibu antusias hadir bahkan ada yang datang dari luar komplek hingga ngebludak ! Rupanya mereka merasakan hal yang sama : Kesulitan mencari pengurus jenazah wanita.
(Sekedar intermezzo, kenapa dari dulu ibu ibu jauh lebih ngguyub dan lebih kompak daripada bapak bapak ya ? Heran.)
Sejak saat itu lahirlah Rukemta alias Rukun Kematian Wanita. Pengurusan jenazah wanita kini di handle tujuh orang. Empat orang memandikan jenazah beserta perlengkapannya mulai dari sabun, air kapur barus, bidara. Sementara sisanya bertugas menjahit kain kafan seraya menyediakan tikar, kapas dan wewangian.Â
Selesai jenazah dimandikan, kafan harus sudah jadi dan tergelar. Sebab itu tim Rukemta tanggap, cepat dan sigap.
Pengalaman Seru Dan Menakutkan
Saat ditanya hal yang paling berkesan selama mengurus jenazah, mbak Rokha menjawab, "Wah, ada banyaak !" Lalu ia ceritakan kisah menariknya panjang lebar....
Suatu ketika mbak Rokha menangani jenazah yang harus segera dimandikan. Namun betapa kagetnya saat kain penutup tubuh dibuka ! Mulut jenazah mangap dengan mata membelalak ke atas.Â
Berulangkali mbak Rokha berusaha mengatupkan mulut dan memejamkan matanya namun tidak berhasil.Â