Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pernikahan ala Putri Kami

19 Juli 2023   11:47 Diperbarui: 19 Juli 2023   12:18 1204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ady, sebuatan Mohamad Ady Nugeraha yang tangannya masih saya jabat erat, spontan menjawab " Saya terima nikahnya dan kawinnya Eros Anarchi Putri Setyawan binti Bambang Setyawan untuk saya dengan mas kawin tersebut dibayar tunai," tegasnya masih ikut- ikutan mertuanya dengan satu tarikan nafas.

Usai ijab Kabul yang berjalan lancar, giliran panitia non formal berulah, kebetulan dua diantaranya menjadi MC, mereka meminta saya untuk menyampaikan sambutan. Hasilnya, seperti biasa pada 5 menit pertama fasih berpidato di depan undangan, selebihnya ya ngelantur ngalor ngidul.

Pendekarnya diminta pidato beri sambutan (Foto: Bamset)
Pendekarnya diminta pidato beri sambutan (Foto: Bamset)

Usai saya menyempaikan sambutan, harusnya para tamu bisa langsung menyantap makanan yang tersaji, baik di halaman mau pun di resto. Tetapi, prakteknya, para undangan berebut berfoto. Hampir satu jam lebih mempelai meladeni penggemarnya, akhirnya jelang menemui tamu- tamunya, ia lemes menahan lapar.

Dengan diiringi musik keroncong Wong 7 yang memang terkenal di Kota Salatiga, kami berupaya berbincang dengan tamu- tamu undangan yang mayoritas merupakan sahabat dan kerabat. Tepat kumandang adzan maghrib, seluruh prosesi pernikahan ditutup. Efektif semuanya berjalan sekitar 3 jam, ternyata capenya bukan main. Terus, kalo hajatan hingga 3 hari 3 malam, lelahnya seperti apa ya ? .

Samawa permanen ya ...(Foto : Bamset)
Samawa permanen ya ...(Foto : Bamset)

Alhamdulillah, apa yang kami rencanakan berjalan lancar. Memang, dengan pernikahan yang serba minimalis dan mendobrak tradisi ini dianggap tidak populis. Namun, kami sangat menikmatinya kendati diprotes ratusan rekan, sahabat mau pun kerabat karena merasa tak diundang. Untuk itu, kami mohon maaf, bukan berarti melupakan mereka semua, tapi kami menjaga kesakralan ijab kabul agar berlangsung khidmat. Faktanya berjalan sangat lancar.(*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun