Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pernikahan ala Putri Kami

19 Juli 2023   11:47 Diperbarui: 19 Juli 2023   12:18 1204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengantar sang gadis ke dunianya yang baru (Foto: Bamset)

Sampai akhirnya, sehari H-1, kerabat dan sahabat Eros mulai berdatangan ke Kota Salatiga. Ada yang datang dari Bali, Bandung, Jakarta bahkan Berau, Kalimantan Timur ikutan menyempatkan datang. Yang paling bikin heboh, rombongan satu kerjaan semasa dinas di Jogja, hampir 40 personil tiba secara bergantian.

Khusus sahabatnya yang merupakan rekan satu pekerjaan ini, sebenarnya yang masih bertugas di Jogja tinggal 1 orang, yang lainnya sudah tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Sembari menggelar reuni, mereka sepakat membentuk panitia non formal (kami sebut non formal karena sesungguhnya tidak ada panitia yang sesungguhnya).

Mengantar sang gadis ke dunianya yang baru (Foto: Bamset)
Mengantar sang gadis ke dunianya yang baru (Foto: Bamset)

Dengan pertimbangan ogah menyusahkan tamu yang akan diundang, maka, akad nikad bakal digelar sore hari, Pk 15.30. Sebab, bila berlangsung pagi hari, undangan (khususnya ibu- ibu) pasti Subuh harus bersusah payah berdandan, menyiapkan pakaian pesta serta plus tetek bengeknya. " Kita seminimal mungkin jangan bikin orang lain repot," tukasnya.

Begitu pun di rumah, kebetulan kami tinggal di kompleks Perumahan, kecuali pengajian yang digelar seminggu sebelumnya, kami tak memasang atribut pernikahan apa pun. Semua prosesi kami fokuskan ke Kayu Arum Resort yang berjarak sekitar 6 kilo meter.

Sampai hari H tiba, sejak Pk 15.00 saya selaku wali nikah, diminta menjalankan semua skenario. Memakai sarung, berbaju lengan panjang putih yang digulung dan berpeci (sebenarnya ga betah, karena tiap hari biasa mengenakan celana pendek plus baju barong). Sedangkan emaknya, berdandan biasa, tentunya berkebaya dong.

Sah ! (Foto : Bamset)
Sah ! (Foto : Bamset)

Giliran calon pengantin berada di ruang ganti, Masya Alloh...gadis cantik tersebut hanya memanfaatkan riasan tipis (cenderung natural), mengenakan kebaya buatan ibunya dan  jarik batik juga jahitan sang ibu. Ia memasang kerudung ala none Betawi. " Ga perlu hiasan pengantin yang membuat tamu pangling, wong Eros sudah cantik," ujarnya kepedean.

Sesuai rencana, pada jam D, dengan iringan musik keroncong dari Grup Wong 7, saya menggandengnya menuju lokasi ijab Kabul. Sementara sekitar 100 undangan , 50 orang duduk dan sisanya berdiri telah menunggu di halaman. Beruntung, cuaca sangat bersahabat, sehingga yang hadir merasa nyaman.

Pamer buku nikah (Foto: Bamset)
Pamer buku nikah (Foto: Bamset)

Setelah penghulu membuka prosesi dan tauziah nikah, saya selaku wali nikah mengambil alihnya. " Bismillahrrahmanirrahim, ananda Mohamad Ady Nugeraha bin (alm) bapak Wizman RZ saya nikahkan dan saya kawinkan dengan putri saya Eros Anarchi Putri Setyawan degan mas kawin seperangkat alat sholat dan perhiasan emas dibayar tunai," ucap saya dalam satu tarikan nafas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun