Hari ini, Minggu (17/10) Relawan Lintas Komunitas (Relintas) Kota Salatiga menggelar bazar pakaian layak pakai di Dusun Tanggulangin, Desa Pandean, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang. Dalam kegiatan sosial yang diikuti sekitar 80 personil tersebut, sedikitnya 50 karung pakaian ludes. Berikut catatannya untuk Indonesia.
Aktivitas bazar pakaian layak pakai , sebenarnya digelar Relintas saban 3 bulan sekali. Namun, karena stock di basecamp telah memenuhi gudang, akhirnya di tahun 2021, Bambang Setyawan selaku penanggungjawab Relintas memutuskan agar bazar dilakukan tiap bulan sampai Desember mendatang.
Sehari sebelum bazar digelar, para relawan terlebih dulu melakukan penyortiran. Maklum, tak seluruh pakaian yang didonasikan layak pakai.
Sebab, terkadang ada donatur "nakal" yang mengirimkan pakaian rusak yang layak buang. Hasil sortir seharian, hampir 10 karung pakaian dinyatakan tidak layak pakai.
Bambang Setyawan yang biasa disampa Bamset, segera memutuskan 10 karung pakaian tak layak pakai untuk dimusnahkan.
Caranya, karena kebetulan basecamp Relintas memiliki halaman yang lumayan luas, maka pakaian-pakaian itu langsung dibakar. "Diberikan ke duafa juga ga layak, agar tak menimbulkan masalah, ya dibakar saja," kata Bamset.
Sementara 10 karung dimusnahkan, relawan lain melakukan packing. Hampir 50 karung pakaian yang dinyatakan layak pakai, dimasukkan ke dalam karung, siap didistribusikan.Â
Rencananya, ke 50 karung tersebut akan dibagi menjadi 3 titik yang ada di kawasan Dusun Tanggulangin.Â
"Pembagian menjadi 3 titik dilakukan agar tak terjadi kerumunan warga, bagaimana pun juga, kami tetap mengantisipasi penyebaran Covid-19," kata Bamset sembari menambahkan Dusun Tanggulangin angka Covid-19 sampai sekarang nol.
Konvoi
Hingga Minggu pagi, relawan mulai berdatangan di basecamp Relintas. Seperti biasa, sebelum memulai kegiatan, Bamset memberikan briefing terhadap sekitar 80 relawan.Â
Hal itu dilakukan agar selama menempuh perjalanan para relawan ekstra hati-hati dan mampu menjaga sikap ketika menggelar bazar, sebab budaya di pedesaan berbeda dengan kebiasaan orang perkotaan.
Usai mendapatkan pengarahan, pk 11.00 rombongan relawan dengan 50 sepeda motor dan 3 unit mobil pengangkut logistik mulai bergerak meninggalkan basecamp. Kendati membentuk konvoi, namun kecepatannya relatif pelan. Sehingga, untuk menempuh jarak 18 KM, rombongan perlu waktu 30 menit.
Sampai di Dusun Tanggulangin, 50 karung pakaian segera dibongkar ke 3 titik bazar yang lokasinya masing-masing berjarak 100 meter. Dibantu relawan Santri Lomo yang memang bermarkas di lokasi, hanya dalam hitungan menit, tepatnya usai Sholat Dzuhur warga mulai berdatangan.
Tanpa dikomando, warga Dusun Tanggulangin yang berpenduduk sekitar 900 jiwa tumplek blek ke 3 titik lokasi bazar. Apalagi ketika mengetahui setiap warga boleh mengambil secara gratis, tak pelak, kaum emak-emak segera memanfaatkannya semaksimal mungkin.
"Kami tidak membatasi jumlah pakaian yang akan diambil, ibarat mau ambil satu karung juga silahkan," kata Bamset.
Keseruan semakin menjadi di tiga titik lokasi bazar, pasalnya pihak Santri Lomo menyediakan pengeras suara yang diisi lagu-lagu dangdut.
Hingga akhirnya, pk 14.00, para relawan rehat untuk menikmati makan siang yang disuguhkan oleh Sekretariat Santi Lomo. Sembari berbincang, relawan menikmati makan siangnya dengan penuh kehangatan.
Hingga pk 15.00, mengingat cuaca semakin tak bersahabat, akhirnya kegiatan bazar pakaian layak pakai secara gratis dinyatakan usai.
Dalam hal ini, Bamset sangat berterima kasih terhadap relawan yang hadir, juga kepada warga Dusun Tanggulangin yang telah menyambut hangat bakti sosial tersebut.
Menurut Bamset, sebenarnya kegiatan bazar pakaian layak pakai itu, digelar Relintas saban tiga bulan sekali. Namun, karena banyaknya donasi, akhirnya diputuskan kegiatan serupa dilakukan saban bulan.Â
"Nuruti capek ya capek, tapi rasa capek kami, rasa lelah kami dan rasa penat kami langsung sirna melihat senyuman warga," ungkap Bamset seraya menambahkan bahwa yang ia lakukan bersama komunitasnya merupakan langkah kecil, sayangnya tidak semua orang mau melakukannya.(*)