Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jembatan antara Sahabat dengan Duafa

30 Desember 2020   13:17 Diperbarui: 30 Desember 2020   13:32 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Verlak,pampers dan masker untuk duafa yang lumpuh (foto: dok pri)

Jangankan untuk membeli susu bagi Faiz, guna memenuhi keperluan sehari- hari saja sudah kelimpungan. Akibatnya fatal, kondisi Faiz mirip bayi berusia 1 bulan. Bola matanya tidak bereaksi terhadap apa pun yang ada di depannya. Menurut Maryati, selain susu bubuk dan pampers, dirinya sangat membutuhkan kereta dorong bayi (stroller), namun, kondisi ekonomi sangat tak memungkinkan.

Paska kepulangan saya dari rumah Faiz, saya segera mengontak beberapa sahabat. Hasilnya ? Dalam tempo 24 jam, berdatangan berbagai barang yang dibutuhkan , tentunya melalui jasa JNE. Hingga seluruh donasi saya antarkan, tangis Maryati langsung pecah seketika. Dirinya merasa terharu campur bahagia, ternyata segala yang ia dambakan, mampu terwujut dengan tidak perlu menunggu berlama- lama.

Nenek Kusmi tengah belajar menggunakan Walker (foto: dok pri)
Nenek Kusmi tengah belajar menggunakan Walker (foto: dok pri)
Tak hanya pampers mau pun susu yang menjadi kebutuhan pokok, beberapa duafa juga membutuhkan alat bantu seperti  walker. Nenek Kusmi (90) salah satunya, janda duafa warga Dusun Watu Setugel RT 21 RW 7, Desa Krandon Lor, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang ini, mengalami kelumpuhan akibat serangan stroke. Hampir 1 tahun penuh hidupnya hanya dihabiskan di atas ranjang kayu, keinginannya melihat dunia luar, ditahannya.

Sampai akhirnya, keberadaan nenek sepuh tersebut saya dengar dan saya pun menyambanginya di pelosok desa. Ternyata, keinginan itu benar adanya. Saya pun segera memunculkan di grup whatsApp. Hasilnya ? Seorang rekan asal Jakarta meresponnya, ia berjanji bakal mengirimkan walker dan pampers  ke Kota Salatiga.

Hingga paket yang menggunakan jasa JNE tersebut tiba, saya tanpa menunggu lebih lama langsung mengantarkan ke nenek Kusmi.  Duh..., ketika saya tiba sembari menenteng walker , dan pampers  nenek itu meneteskan air mata bahagia. Ia tak mampu berkata- kata (dasar aslinya akibat stroke memang beliau sulit komunikasi), namun dari gesturnya jelas memperlihatkan kebahagiaan yang tiada tara.

Kursi roda, pampers dan verlak untuk Ngatmunah (foto: dok pri)
Kursi roda, pampers dan verlak untuk Ngatmunah (foto: dok pri)
Begitu pun dengan  Ngatmunah warga Tegal Sari RT 5 RW 8, Mangunsari, Kec Sidomukti, Kota Salatiga, di usianya yang masih relatif muda, yakni  40 tahun, tubuhnya dihantam stroke. Usai terjatuh di kamar mandi, istri seorang penambal ban tersebut langsung lumpuh dan bisu. Untuk BAB/ BAK semuanya dilakukan di atas kasur lusuh, sebenarnya dirinya butuh pampers serta kursi roda. Sayang, penghasilan suaminya menjadi penghambat.

Saat saya mengetahuinya, usai mendatangi rumahnya, saya segera membuat postingan di media sosial. Alhamdulillah, seorang sahabat asal Jakarta juga, mengirimkan kursi roda melalui jasa JNE. Kebetulan, salah satu rekan Kompasianer pernah mengirim satu dus besar pampers ukuran dewasa, sehingga ketika kursi roda tiba, saya sekalian memberikan pampers untuknya.

Pembagian masker, susu hingga pampers  untuk duafa, strollernya Faiz, walker bagi nenek Kusmi mau pun kursi roda Ngatmunah berikut pampers merupakan ilustrasi kecil peran jasa kurir yang telah menjadi jembatan penghubung antara sahabat- sahabat di berbagai daerah dengan duafa- duafa di pelosok pedesaan. JNE 3 Dekade Bahagia Bersama, diakui atau tidak, sudah ikut berperan menolong kaum marginal.

Kiranya, di masa mendatang, JNE tetap mampu berperan dalam membantu kaum duafa yang membutuhkan pertolongan dengan segera. Sebab, semisal saya harus menjemput bola sendiri, dipastikan tak bakal terealisasi mengingat faktor jarak, faktor waktu dan tenaga menjadi penghalang. Maju terus JNE, senantiasa berkembang serta ikut berkontribusi memberangus kemiskinan di Republik ini. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun