Jangankan untuk membeli susu bagi Faiz, guna memenuhi keperluan sehari- hari saja sudah kelimpungan. Akibatnya fatal, kondisi Faiz mirip bayi berusia 1 bulan. Bola matanya tidak bereaksi terhadap apa pun yang ada di depannya. Menurut Maryati, selain susu bubuk dan pampers, dirinya sangat membutuhkan kereta dorong bayi (stroller), namun, kondisi ekonomi sangat tak memungkinkan.
Paska kepulangan saya dari rumah Faiz, saya segera mengontak beberapa sahabat. Hasilnya ? Dalam tempo 24 jam, berdatangan berbagai barang yang dibutuhkan , tentunya melalui jasa JNE. Hingga seluruh donasi saya antarkan, tangis Maryati langsung pecah seketika. Dirinya merasa terharu campur bahagia, ternyata segala yang ia dambakan, mampu terwujut dengan tidak perlu menunggu berlama- lama.
Sampai akhirnya, keberadaan nenek sepuh tersebut saya dengar dan saya pun menyambanginya di pelosok desa. Ternyata, keinginan itu benar adanya. Saya pun segera memunculkan di grup whatsApp. Hasilnya ? Seorang rekan asal Jakarta meresponnya, ia berjanji bakal mengirimkan walker dan pampers  ke Kota Salatiga.
Hingga paket yang menggunakan jasa JNE tersebut tiba, saya tanpa menunggu lebih lama langsung mengantarkan ke nenek Kusmi.  Duh..., ketika saya tiba sembari menenteng walker , dan pampers  nenek itu meneteskan air mata bahagia. Ia tak mampu berkata- kata (dasar aslinya akibat stroke memang beliau sulit komunikasi), namun dari gesturnya jelas memperlihatkan kebahagiaan yang tiada tara.
Saat saya mengetahuinya, usai mendatangi rumahnya, saya segera membuat postingan di media sosial. Alhamdulillah, seorang sahabat asal Jakarta juga, mengirimkan kursi roda melalui jasa JNE. Kebetulan, salah satu rekan Kompasianer pernah mengirim satu dus besar pampers ukuran dewasa, sehingga ketika kursi roda tiba, saya sekalian memberikan pampers untuknya.
Pembagian masker, susu hingga pampers  untuk duafa, strollernya Faiz, walker bagi nenek Kusmi mau pun kursi roda Ngatmunah berikut pampers merupakan ilustrasi kecil peran jasa kurir yang telah menjadi jembatan penghubung antara sahabat- sahabat di berbagai daerah dengan duafa- duafa di pelosok pedesaan. JNE 3 Dekade Bahagia Bersama, diakui atau tidak, sudah ikut berperan menolong kaum marginal.
Kiranya, di masa mendatang, JNE tetap mampu berperan dalam membantu kaum duafa yang membutuhkan pertolongan dengan segera. Sebab, semisal saya harus menjemput bola sendiri, dipastikan tak bakal terealisasi mengingat faktor jarak, faktor waktu dan tenaga menjadi penghalang. Maju terus JNE, senantiasa berkembang serta ikut berkontribusi memberangus kemiskinan di Republik ini. (*)