Isroni, ayah Akbar menerima donasi dari relawan (foto: dok pri)
Ketika Murmiyati tengah menuturkan perjalanan hidup putranya, mendadak Muhammad Isroni pulang. Â Kebetulan, ia baru mulai berdagang hari ini. Karena pentol cilok sepi, dirinya beralih berjualan bakso Rp 500 an perbiji. " Meski kehidupan kami begini, masih numpang di rumah orang tua, tapi kami belum pernah menerima PKH (Program Keluarga Harapan) mau pun bansos dampak Covid- 19," ungkapnya seraya berterima kasih saat menerima donasi dari para relawan.
Rombong bakso yang dipakai berdagang Isroni (foto: dok pri)
Diakui oleh Isroni, dengan penghasilan maksimal Rp 50.000 / hari, dirinya kerap kerepotan mengatur keuangan. Sebab, selain untuk makan keseharian, anggaran pembelian kantong plastik buat Akbar harus disisihkan. Untungnya, para tetangga yang tinggal satu dusun berbaik hati. Ketika Akbar berada di RS, mereka berpatungan untuk meringankan bebannya. " Sekali lagi, kami sekeluarga mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan Relintas Kota Salatiga," tuturnya terharu. (*) Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Humaniora Selengkapnya