Berkaitan erat dengan bedah rumah yang dilakukan warga terhadap kandang ayam yang ditinggali Jumiah, Relintas mengaku sangat mengapresiasinya. Selain kesigapan, juga hal tersebut membuktikan adanya kepedulian masyarakat terhadap keberadaan duafa di sekitarnya. " Kita tahu, sifat gotong royong itu belakangan mulai menipis," ujar Bamset.
Terkait hal itu, Bamset dan Relintas berharap desa- desa lainnya tidak mengabaikan duafa- duafa renta di lingkungannya. Sebab, bila warga ikut peduli, maka tugas Relintas semakin ringan. " Begitu pun dengan dokumen kependudukan, kiranya pihak pamong desa bisa bersikap aktif membantu kepengurusannya," jelasnya.
Menurut Bamset, dokumen kependudukan sangat penting bagi seorang duafa. Sebab, dengan adanya e KTP, KK dan BPJS, berbagai bantuan pemerintah bisa menjangkaunya. Celakanya, berdasarkan temuannya di lapangan, cukup banyak duafa yang tak mengantongi dokumen kependudukan. " Jadi, kalau angka kemiskinan nasional mencapai 9,66 persen, rasanya saya koq meragukan," tuturnya.
Dugaan Bamset, angka 9,66 persen itu didata melalui dokumen kependudukan yang filenya adanya di instansi pemerintah. Artinya, orang- orang yang tidak ber KTP mau pun ber KK, tak pernah masuk dalam catatan 9,66 persen tersebut. " Sebaiknya, peran pamong desa setempat untuk sosialisasi pentingnya dokumen kependudukan lebih diintensifkan agar para duafa mendapatkan hak- haknya," himbau Bamset. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H