Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ana Krisna, Gadis Salatiga yang Malang

30 November 2018   14:52 Diperbarui: 1 Desember 2018   09:11 1669
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ana, gadis 27 tahun yang sarat nestapa (foto: dok pri)

Kakak sepupu Ana tengah berbincang dengan Bamset (foto: dok pri)
Kakak sepupu Ana tengah berbincang dengan Bamset (foto: dok pri)
Makan dengan Kaki

Padahal, tutur Siti, berdasarkan cerita yang didapatnya, nestapa Ana sendiri merupakan buah perbuatan sang ayah. Di mana, ketika Ana tengah berada dalam kendungan ibunya, Mus yang berdagang mi ayam, membanting seekor ayam sehingga mengakibatkan ayam tersebut tidak dapat berjalan. " Entah ini ada hubungannya atau tidak, yang pasti setelah Ana lahir kondisinya seperti itu," jelasnya.

Paska kepergian Mus, almarhumah Sri Puji Astuti merawat sendirian anak tunggalnya. Sembari bekerja di perusahaan tekstil di Kota Salatiga, ia berupaya mengasuh Ana yang memiliki banyak kekurangan. 

Hingga akhirnya, di tahun 2010 perempuan tangguh itu mengalami serangan stroke yang mengakibatkan dirinya harus beristirahat dari pekerjaannya.

Kendati dalam kondisi sakit cukup lama, namun Sri Puji Astuti tetap berupaya merawat putrinya. Sayang, di tahun 2016 lalu, ia dipanggil Allah sehingga Ana menjadi anak sebatangkara. "Karena banyak saudara kandung bulik (tante) Sri Puji Astuti yang masih hidup, akhirnya mereka menyerahkan perawatan Ana pada diri saya," ungkap Siti.

Ana saat dikunjungi relawan Lensa, rambutnya belum dipotong (foto: dok Lensa)
Ana saat dikunjungi relawan Lensa, rambutnya belum dipotong (foto: dok Lensa)
Kesehariannya, Ana diawasi oleh Siti bergantian dengan kakaknya yang bernama Mustofa.  Karena Ana memang hyper aktif, otomatis membutuhkan perawatan yang ekstra. Sebab, lengah sedikit bisa berakibat fatal. " Contohnya waktu makan dengan menggunakan sendok, tiba- tiba sendok itu masuk ke tenggorokan," jelas Siti serius.

Hal itu terjadi karena mulut Ana kerap terkunci saat mengunyah, untuk membuka kunciannya, bagian belakang dagu kanan kiri harus ditepuk agak keras. Memang sungguh memperihatinkan nasip gadis ini, dua tangannya sama sekali tak berfungsi. 

"Untuk makan, dia menggunakan kaki kirinya. Sebenarnya kaki kanan juga bisa , hanya faktor kebiasaan saja ia lebih nyaman dengan kaki kiri," kata Siti.

Makanan bagi Ana sendiri tidak boleh sembarangan, sebab, makanan agak keras sedikit mulutnya bakal terkunci. Terkait hal tersebut, Siti kerap memberinya roti basah yang mudah dikunyah. Demikian pula dengan nasi, Ana selalu meminta lauk yang berkuah. " Terkadang dia minta mi instan rebus dengan menggunakan bahasa isyaratnya," ungkap Siti.

Mendapatkan berbagai penjelasan itu, saya menyodorkan opsi agar Ana bisa dirawat di Panti Asuhan Tuna Grahita. Sayang, Siti belum bisa menjawabnya. Menurutnya, amanah para kerabat menyuruhnya untuk mengasuh Ana, bila ada tawaran lain, maka yang berhak memutuskan adalah kerabatnya. 

Itulah sedikit gambaran tentang gadis bernama Ana Krisna, gadis yang malang. Di tengah segala keterbatasannya, ia masih sering meminta pada Siti untuk mengantarnya ke makam ibunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun