Wow ! Ternyata efek tulisan saya cukup dahsyat dan mampu menggerakkan masyarakat untuk bersatu padu membedah rumah milik seorang duafa. Semenjak itu, keterpihakan saya terhadap akar rumput makin menjadi- jadi. Hal inilah yang membuat tahun 2017 rekan- rekan Kompasianer kembali menjagokan saya sebagai kandidat Best in Citizen Journalism. Padahal, jelang penjaringan saya sudah tiarap.
Puncak penurunan produktifitas saya dalam menulis terjadi di tahun 2018, sering ngadatnya Kompasiana, membuat saya dan rekan- rekan Kompasianer (lama) mulai ogah- ogahan membuat artikel. Hingga empat bulan lalu, saat penjaringan calon peraih penghargaan di Kompasianival 2018 akan dimulai, saya benar- benar menghilang cukup lama. Selain memang sibuk berduafa ria, juga sebagai langkah antisipasi agar nama saya tak muncul lagi di bursa pencalonan. Alhamdulillah, prediksi saya tepat adanya.
Itulah sedikit catatan saya selama 4 tahun  di Kompasiana yang merupakan rumah besar bagi para penulis. Saat ini, dari total 763 artikel yang ada, sebanyak 607 berlabel H, 333 HL dan berhasil menjaring 2.828.441 angka view. Di usianya yang 10 tahun, saya merasa masih setia dengan Kompasiana, belum ada sedikit pun keinginan menulis di blog mau pun media lainnya. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H