Saat kami tengah berbincang, datang seorang perempuan muda bernama Suwaeni (40), ia merupakan keponakan Wasiti yang tinggal tak jauh dari lokasi. Menurut Suwaeni, sekitar dua hari lalu datang bantuan berupa batako dan semen yang nilainya mencapai Rp 10 juta. " Itu bantuan dari pemerintah untuk keperluan pembangunan rumah mbah Wasiti," jelasnya.
Wasiti, kata Suwaeni, dulunya tinggal bersama ibu kandungnya di rumah yang sama. Sepeninggal sang ibu, ia hidup sendirian. Di mana, sejak muda, Wasiti memang belum pernah menikah sehingga layak disebut sebagai gadis permanen. "Saya tak tahu penyebabnya, yang saya tahu mbah Wasiti memang agak kurang," kata Suwaeni sembari memperagakan telunjuknya menempel di jidat.
Apa yang disampaikan Suwaeni, ternyata juga dibenarkan oleh Muslimah (50) tetangga dekatnya. Menurutnya, Wasiti sejak dulu, belum pernah menjalani pernikahan. Entah faktor ekonomi atau faktor lainnya yang menjadi penyebab, yang pasti mulai ibu kandungnya masih hidup, dirinya menolak didekati laki- laki.
Karena ingin mengetahui lebih detail, akhirnya saya pun konfirmasi langsung pada Wasiti. Ketika saya tanyakan penyebab tak menikah, ia hanya senyum- senyum tanpa makna. Dia yang sebelumnya duduk di bangku, saat saya duduk disampingnya, spontan langsung bergeser. Sepertinya Wasiti takut berdekatan dengan lelaki yang dulunya pernah ganteng ini.
Itulah sedikit penelusuran sosok Wasiti yang seumur hidupnya menolak menikah, ia nekad melawan kodratnya sebagai perempuan yang menikah, beranak pinak dan menjalankan fungsinya selaku istri. Dirinya telah melalui 7 kepemimpinan Presiden, namun, nasipnya tetap tak berubah. Sarat oleh kemiskinan yang membelenggunya, entah kapan akan terbebas. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H