Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menyemai Benih Primadona Wisata di Kabupaten Semarang

2 Juli 2018   15:18 Diperbarui: 2 Juli 2018   15:16 1535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kolam buatan untuk menyambut pengunjung (foto; dok pri)

Di atas lahan sekitar 3,6 hektar yang terletak di Dusun Watugajah, Desa Wringin Putih, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang saat ini tengah disemai benih destinasi wisata yang konon menelan investasi sebesar Rp 150 milyar. Bila kabar tersebut benar adanya, maka lokasi ini bakal menjadi primadona wisata. Seperti apa kondisinya, berikut penelusurannya.

Selama bulan Ramadan hingga paska hari Raya Idhul Fitri, masyarakat Kabupaten Semarang banyak membicarakan adanya destinasi wisata gratis yang terletak sekitar 10 kilometer dari Ungaran. Kendati masih dalam tahab pembangunan, namun, lokasi tersebut telah dibuka untuk umum, sekedar berfoto- foto mau pun melepas penat.

Karena penasaran dengan kabar yang beredar, akhirnya memaksa diri saya untuk mengunjunginya. Kebetulan, dari Kota Salatiga hanya berjarak sekitar 20 kilometer, yang bisa ditempuh 30 menit perjalanan. Selepas pasar Karang Jati, kanan jalan terdapat gapura menuju kawasan industri. Berhubung sering blusukan di wilayah Kabupaten Semarang, maka, tanpa perlu bertanya saya tiba di lokasi.

Payung- payung peneduh sementara (foto: dok pri)
Payung- payung peneduh sementara (foto: dok pri)
Di jalan perkampungan, terlihat puluhan mobil dan sepeda motor berjajar, yang parkirnya diatur oleh pemuda setempat. Belum ada pagar keliling, sehingga pengunjung leluasa memasuki areal calon destinasi wisata ini. " Masih dalam proses pembangunan, tapi saban hari sudah ramai," kata salah satu tukang parkir.

Begitu memasuki kawasan wisata yang diberi nama Watugajah Park ini, terlihat alat berat tengah beroperasi. Sedangkan di dekat pintu gerbang, dibuat kolam mini dengan patung-patung perempuan ala tempo dulu. Di bagian kanan, terdapat koridor sepanjang 50 an meter yang nantinya bakal dipenuhi tanaman bunga yang merambat di atasnya.

Koridor bunga yang belum sempurna (foto: dok pri)
Koridor bunga yang belum sempurna (foto: dok pri)
Karena namanya saja Watugajah yang artinya batu gajah, tentunya tak lengkap bila tidak ada patungnya. Maka, di sebelah kiri areal tengah dibuat patung gajah duduk ukuran raksasa yang dicat warna hitam.Sedangkan tepat di depan patung, pagar keliling dibentuk puluhan lambang daun waru setinggi hampir 5 meter yang berfungsi sebagai tempat kongkow sekaligus selfie.

Ikut selpie mumpung masih gratis (foto: dok pri)
Ikut selpie mumpung masih gratis (foto: dok pri)
Diselesaikan Tahun 2019

Lokasi yang paling sering digunakan pengunjung untuk berselfie, yakni sebuah bangunan air mancur yang bagian atasnya dibentuk tebing- tebing setinggi sekitar 10 meter. Tempat ini menjadi background ideal guna berfoto ramai- ramai mau pun sendirian. " Perencanaan yang cerdas, karena selain mampu menarik pengunjung, tempat ini juga berfungsi sebagai pagar keliling," ungkap Arif, pengunjung asal Kota Salatiga.

Sedangkan di lahan bagian bawah, yang sebelumnya merupakan tanah kurang produktif, terlihat tengah dibangun kolam renang, kolam prestasi, waterboom,kolam ikan koi,  flying fox dan kandang burung lovebird ukuran raksasa. Konon, nantinya bakal dilengkapi sarana penginapan yang ditujukan bagi keluarga yang ingin menginap.

Kolam buatan untuk menyambut pengunjung (foto; dok pri)
Kolam buatan untuk menyambut pengunjung (foto; dok pri)
Agar informasi semakin valid, saya pun menemui Aan yang mengaku sebagai marketing Watugajah Park. Ia mengakui destinasi wisata yang tengah disemai nantinya akan diproyeksikan menjadi primadona wisata di Kabupaten Semarang.Di mana, bila sebelumnya kawasan PTP Ngobo hanya dikenal dengan perkebunan karetnya, kelak akan disulap jadi kawasan wisata keluarga.

Menurutnya, Watugajah Park dibangun oleh pengusaha asal Kabupaten Semarang bernama Bambang Wuragil. Saat ini, proses pembangunan baru berjalan sekitar 20 persen yang nantinya akan dijadualkan jadi tiga tahab. " Perhitungannya, tahun 2019 mendatang seluruh proses pembangunan bakal tuntas," ungkapnya.

Kandang- kandang Merpati yang tak pernah ingkar janji (foto: dok pri)
Kandang- kandang Merpati yang tak pernah ingkar janji (foto: dok pri)
Menjawab pertanyaan tentang keterlibatan warga setempat , Aan menegaskan, masyarakat nantinya akan dilibatkan dalam pengelolaan sesuai kemampuan masing- masing seperti tukang parker, keamanan hingga pedagang makanan. " Yang pasti, warga akan diprioritaskan menjadi karyawan. Sebab, tujuan kami membangun tempat ini, selain sebagai destinasi wisata juga untuk mendongkrak ekonomi masyarakat sekitar," tukasnya.

Bila memang demikian adanya, maka langkah pengelola Watugajah Park layak diapresiasi. Sebab, untuk membenamkan ratusan milyar rupiah di lokasi yang relatif sepi ini, dibutuhkan nyali besar. Karena, di wilayah Kabupaten Semarang sendiri terdapat cukup banyak destinasi wisata alam yang juga selalu ramai oleh pengunjung.

Itulah hasil blusukan ke calon primdona wisata Kabupaten Semarang, semisal anda tertarik mengunjunginya, silahkan ambil route pertama, yakni jalur Ungaran- Bawen. Sebab, kalau melalui jalan perkampungan yang tembus Polsek Bergas, jalurnya lumayan sempit, hanya selebar sekitar 4 meter. Bagaimana ? Tertarik piknik gratis ? Silahkan merapat mumpung belum dipungut biaya sepeser pun. Jangan lupa membawa payung, karena di sini panasnya menyengat kulit.(*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun