Hingga Minggu (1/7), Sumini (80) janda dhuafa warga Dusun Miridoyong RT 16 RW 06, Desa Krandon Lor, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Salatiga. Terkait hal tersebut, puluhan relawan lintas komunitas menggelar aksi ngamen bersama untuk penggalangan dana.
Sejak pk 06.00, puluhan relawan lintas komunitas yang diinisiasi  Lentera Kasih untuk Sesama (Lensa) Kota Salatiga terlihat sudah berkumpul di titik kumpul, yakni di Gedung Korpri. Setengah jam kemudian, mereka bergerak menuju Jalan Baru (JB), di mana, saban minggu lokasi ini menjadi pasar tiban sehingga konsentrasi masyarakat terfokus di sini.
Didukung oleh grup musik tradisional, bernama Angklung Calung asal Banyubiru, Kabupaten Semarang , para pemain mulai melantunkan beragam lagu- lagu. Sementara puluhan relawan mulai bergerak menemui pengemudi mobil yang berhenti di lampu merah. Sembari menyodorkan kotak kardus bertuliskan kepedulian pengobatan mbah Sumini, satu persatu kendaraan dihampiri.
Seperti diketahui, Sumini, janda uzur yang tinggal bersama adik kandungnya yang mengalami kelumpuhan, Minggu (26/6) terpaksa dilarikan ke RSUD Kota Salatiga. Ia diduga terserang penyempitan pembuluh darah di bagian otaknya sehingga perlu mendapat perawatan medis. Sayang, akibat keterbatasan dana, baru semalam menginap, dirinya dibawa pulang paksa keluarganya.
Paska kembalinya Sumini ke ruang perawatan, relawan Lensa segera bertindak cepat. Mengingat sang nenek selama ini belum memiliki e KTP, KK dan BPJS, koordinasi dengan pemerintah desa langsung dilakukan. Hasilnya, terhitung mulai Sabtu (30/7) sore, semua dokumen telah lengkap. Artinya, Sumini tak lagi menjadi anak tiri di negeri sendiri. Ia berhak mendapatkan bantuan pemerintah, termasuk jaminan kesehatan.
Respon masyarakat atas nestapa yang menimpa Sumini, sepertinya sangat antusias. Kepedulian mereka dituangkan dalam bentuk donasi ke rekening Lensa, demikian pula dengan komunitas sosial lainnya. Mereka ikut bergerak melakukan penggalangan dana demi menyelamatkan nyawa dhuafa tersebut. " Pokoknya, kita bergerak saja. Namanya saja untuk kemanusiaan, apa pun kita lakukan," kata Kartini Rikho, salah satu relawan KPKS Santun yang pagi tadi terlihat di lokasi ngamen.
Sebelumnya, relawan Lensa Ungaran terlebih dulu sudah melakukan penggalangan dana. Di alun- alun Bung Karno dengan dibantu relawan komunitas lain, mereka mengamen dari satu warung ke warung lainnya. " Total dana yang terkumpul mencapai Rp 791.000," kata Endria Shanti, Ketua Lensa Ungaran.
Sementara itu, aksi ngamen bersama lintas komunitas di JB Kota Salatiga, berlangsung hingga pk 10.00. Selama hampir 3 jam ngamen, terkumpul dana Rp 2,2 juta. Di mana, hasil penggalangan dana mencapai Rp 2 juta, sedangkan yang Rp 200.000 merupakan sumbangan kelompok Angklung Calung.
Bila tak ada halangan, tutur Atha, terhitung mulai Senin (2/7) besok, Sumini akan berstatus sebagai pasien BPJS. Selanjutnya, bila masih ada sisa dana hasil penggalangan dana, nantinya bakal diserahkan kepada anak Sumini. " Untuk makan penjaga mbah Sumini, semuanya kita siapkan dengan dukungan donatur tanpa batas waktu," jelasnya.
Begitulah sepak terjang para relawan Kota Salatiga mau pun Kabupaten Semarang yang tergabung dalam lintas kemanusiaan. Mereka tak malu turun ke jalan demi kepentingan dhuafa renta yang membutuhkan perawatan secara serius. Andai virus kebaikan itu mampu menular ke seluruh penjuru tanah air, alangkah indahnya negeri ini. Berbagi tanpa sekat apa pun, keren ! (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H