Lintas Komunitas (LK) yang ada di Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang, Minggu (10/6) pagi, membagikan sedikitnya 250 bungkus sembako bagi para dhuafa di berbagai pelosok pedesaan. Tak ada insiden apa pun, pasalnya, relawan memilih mendatangi target untuk menyerahkan bantuannya.
Seperti diketahui, sebelumnya LK yang dimotori Lentera Kasih untuk Sesama (Lensa) Kota Salatiga, Minggu (20/5) Â lalu telah membagikan sekitar 2.400 nasi bungkus kepada para dhuafa yang tengah menjalankan ibadah puasa. Melibatkan 50 komunitas, hanya dalam tempo 30 menit, ribuan nasi berikut lauknya ludes terdistribusikan.
Ternyata, gayung bersambut, dalam waktu yang ditentukan, masing- masing komunitas mampu menyetorkan target yang dipatok. Bahkan, komunitas Gojekan Solotigonan dan Sekitarnya (GSS) yang nota bene merupakan ajang slengekan, ternyata mampu menyiapkan 50 bungkus paket sembako. " Selain dari member GSS, kami juga dibantu oleh Walikota Salatiga Yulianto sebanyak 20 bungkus sembako," kata Yekti Lestari didampingi Charisa selaku pengurus GSS.
Tentunya, hal ini sangat menggembirakan karena personil GSS mayoritas sulit diajak serius. Ternyata, di bulan Ramadan, mereka mampu memilah guyonan dengan berbagi untuk dhuafa. " Bahkan, dari total dana yang masuk mencapai Rp 6,1 juta, kami juga mendapat diskon khusus dari donatur sehingga masih tersisa uang tunai hampir Rp 2 juta," ungkapnya.
Di sini, masing- masing komunitas dibagi menjadi 18 kelompok dengan dilengkapi daftar nama target. Karena memang sudah mengetahui tugasnya masing- masing, tepat Pk 09.00, seluruh kelompok mulai bergerak menuju sasaran hingga menembus pelosok pedesaan Kabupaten Semarang.
Mayoritas kelompok, mampu mengeksekusi target yang dibebankan membutuhkan waktu 1 jam. Hanya kelompok yang bergerak di wilayah Ungaran butuh tempo lebih lama, pasalnya jarak satu target dengan target lainnya berjarak agak jauh. Selain hal tersebut, jarak Kota Salatiga menuju Ungaran sendiri perlu hampir 30 menit perjalanan. Bahkan, ada kelompok yang hingga pk 15.00 belum tuntas tugasnya. Kendati begitu, praktis tidak ada hambatan yang berarti.
Berbeda dengan pembagian sembako yang dikemas dalam pasar murah atau sistem kupon yang sering menimbulkan insiden, berbagi sembako LK sama sekali tak menuai masalah sedikit pun. Pasalnya, pihak Lensa selaku inisiator cenderung memilih mendatangi sasaran.
" Kami berbagi dengan hati, artinya target penerima jangan sampai direpotkan untuk mengambil ke tempat yang ditentukan. Mereka cukup di rumah masing- masing, relawan yang mendatanginya," kata Atha Ketua Lensa.
Beberapa nama relawan yang datang dari non Muslim, seperti Rina Harjani, Kartini Riko, Louise Alexander, Theresia Retno hingga Wisnu terlihat selalu hadir dalam kegiatan di bulan suci puasa ini. Menurut Ria yang datang bersama putrinya yang bernama Stephani Agnes, untuk urusan kemanusiaan bagi mereka harus mengabaikan suku, ras, agama serta antar golongan. " Kami sangat bahagia bisa ikut di dalamnya," ujar Rina.
Ya, memang seharusnya dalam berbagi kita harus mengabaikan hal- hal yang menimbulkan sekat. Pasalnya, kalau bicara kemanusiaan, maka segala pandangan politik, agama, suku hingga strata perlu dibuang jauh- jauh.Sebab, beragam perbedaan yang ada di Republik ini, membuat bangsa Indonesia semakin kuat hingga diperhitungkan oleh bangsa lain.
Itulah sedikit catatan berbagi di bulan suci yang dimulai dirintis dari kota paling toleran Salatiga, harusnya kalau Salatiga saja mampu berbuat untuk sesama dengan mengabaikan perbedaan, tentunya daerah lain yang lebih maju lebih bisa berbuat dong. Selamat berpuasa saudara ! (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H