Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Lintas Komunitas Berbagi dengan Hati

10 Juni 2018   15:26 Diperbarui: 10 Juni 2018   15:26 1126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mbah Kasni dhuafa yang tinggal di bekas kandang (foto: dok pri)

Salah satu rumah sasaran yang memperihatinkan (foto: dok pri)
Salah satu rumah sasaran yang memperihatinkan (foto: dok pri)
Apa yang dijelaskan Atha, memang benar adanya. Berbagi dengan hati, sebab, dari relawan yang terlibat, tak semuanya beragama Islam. Banyak dari relawan yang non Muslim, kendati begitu, mereka melaksanakan tugasnya secara ikhlas tanpa memandang siapa yang menjadi target.

Beberapa nama relawan yang datang dari non Muslim, seperti Rina Harjani, Kartini Riko, Louise Alexander, Theresia Retno hingga Wisnu terlihat selalu hadir dalam kegiatan di bulan suci puasa ini. Menurut Ria yang datang bersama putrinya yang bernama Stephani Agnes, untuk urusan kemanusiaan bagi mereka harus mengabaikan suku, ras, agama serta antar golongan. " Kami sangat bahagia bisa ikut di dalamnya," ujar Rina.

Mbah Kasni dhuafa yang tinggal di bekas kandang (foto: dok pri)
Mbah Kasni dhuafa yang tinggal di bekas kandang (foto: dok pri)
Begitu pun dengan Theresia Retno, ia yang tergabung dalam komunitas Jalinan Kasih Salatiga, merasa nyaman berbaur dalam LK. Bahkan, sejak lama dirinya berkiprah di berbagai aktifitas sosial. " Anak asuh saya, Afifatul berbeda keyakinan dengan saya. Toh, hubungan kami sangat harmonis," tuturnya.

Ya, memang seharusnya dalam berbagi kita harus mengabaikan hal- hal yang menimbulkan sekat. Pasalnya, kalau bicara kemanusiaan, maka segala pandangan politik, agama, suku hingga strata perlu dibuang jauh- jauh.Sebab, beragam perbedaan yang ada di Republik ini, membuat bangsa Indonesia semakin kuat hingga diperhitungkan oleh bangsa lain.

Mbah Tayem yang dibangunkan rumah oleh relawan (foto: dok pri)
Mbah Tayem yang dibangunkan rumah oleh relawan (foto: dok pri)
Lantas, bagaimana dengan sikap para dhuafa sendiri ? Ratusan dhuafa yang menerima paket sembako, mayoritas merasa gembira. Salah satunya mbah Tayem (80) warga Gejukan, Cukilan, Suruh, Kabupaten Semarang yang dulu rumahnya dibedah relawan Lensa, mengaku tak menyangka bahwa ia akan didatangi para relawan lagi. Nenek yang dulunya bertahun tahun hanya makan berlauk bubuk kacang, sekarang lebih terjamin hidupnya.

Itulah sedikit catatan berbagi di bulan suci yang dimulai dirintis dari kota paling toleran Salatiga, harusnya kalau Salatiga saja mampu berbuat untuk sesama dengan mengabaikan perbedaan, tentunya daerah lain yang lebih maju lebih bisa berbuat dong. Selamat berpuasa saudara ! (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun