![Salah satu rumah sasaran yang memperihatinkan (foto: dok pri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/06/10/3-5b1cdf14f133442bac7777c5.jpg?t=o&v=555)
Beberapa nama relawan yang datang dari non Muslim, seperti Rina Harjani, Kartini Riko, Louise Alexander, Theresia Retno hingga Wisnu terlihat selalu hadir dalam kegiatan di bulan suci puasa ini. Menurut Ria yang datang bersama putrinya yang bernama Stephani Agnes, untuk urusan kemanusiaan bagi mereka harus mengabaikan suku, ras, agama serta antar golongan. " Kami sangat bahagia bisa ikut di dalamnya," ujar Rina.
![Mbah Kasni dhuafa yang tinggal di bekas kandang (foto: dok pri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/06/10/7-5b1cdfe2cf01b429b179ec04.jpg?t=o&v=555)
Ya, memang seharusnya dalam berbagi kita harus mengabaikan hal- hal yang menimbulkan sekat. Pasalnya, kalau bicara kemanusiaan, maka segala pandangan politik, agama, suku hingga strata perlu dibuang jauh- jauh.Sebab, beragam perbedaan yang ada di Republik ini, membuat bangsa Indonesia semakin kuat hingga diperhitungkan oleh bangsa lain.
![Mbah Tayem yang dibangunkan rumah oleh relawan (foto: dok pri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/06/10/8-5b1ce13e5e13735f846d4155.jpg?t=o&v=555)
Itulah sedikit catatan berbagi di bulan suci yang dimulai dirintis dari kota paling toleran Salatiga, harusnya kalau Salatiga saja mampu berbuat untuk sesama dengan mengabaikan perbedaan, tentunya daerah lain yang lebih maju lebih bisa berbuat dong. Selamat berpuasa saudara ! (*)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI