Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Reuni Para Macan ala Brigjen Pol Agung Setya di Polres Salatiga

15 Agustus 2017   16:06 Diperbarui: 16 Agustus 2017   17:24 11006
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Undangan reuni para Macan (foto: dok pri)

Kendati sudah menyandang pangkat bintang satu , namun, Brigjen Pol Agung Setya Imam Afendi yang menjabat sebagai Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus (Tipideksus), Bareskrim Mabes Polri, sepertinya enggan melupakan para mantan anak buahnya semasa berdinas di Polres Salatiga. Terbukti, Sabtu (19/8) mendatang, dirinya menggelar reuni seluruh jajaran Reskrim atau disebut anggota Macan periode tahun 1989-1997.

Perihal adanya perhelatan akbar yang digagas oleh sang Jendral ini, saya ketahui Selasa (15/8) siang. Di mana, seorang perwira Sat Reskrim Polres Salatiga datang ke rumah untuk mengantarkan undangan.  Ups ! Rupanya perwira tinggi tersebut belum melupakan saya, terbukti, dalam undangan yang ditandatanganinya ia menitipkan pesan agar saya sebisa mungkin untuk hadir.

Ya, saya memang mengenal sosok Agung Setya kendati sudah 20 tahun tidak pernah bertemu. Tepatnya tahun 1997 usai dirinya meneruskan pendidikan di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK). Namanya kembali saya ketahui ketika ia dilantik menjadi Direktur Tipideksus, Bareskrim Mabes Polri setahun silam. Di mana, paska pelantikan, dia langsung tancap gas membongkar kasus vaksin palsu yang menggegerkan tanah air.

Saling kontak terjadi ketika saya menulis Perjalanan Panjang Polres Salatiga  dan Bangunan Kunonya di Kompasiana tanggal 11 April 2017 lalu. Artikel yang saya share di salah satu group facebook itu, secara tak terduga dikomentari oleh Brigjen Polisi Agung. Dirinya mengaku dibesarkan Polres Salatiga sehingga mempunyai ikatan emosional di sini.

Berdasarkan ingatan, Agung adalah alumni Akpol (dulu AKABRI Kepolisian) angkatan 1988. Usai dilantik sebagai perwira polisi berpangkat Letnan Dua (sekarang Ipda), ia bertugas menjadi Perwira Samapta (Pamapta) di Polres Salatiga. Tahun 1989, dirinya mulai memasuki dunia Reskrim dan menjabat Kepala Bagian Operasional (KBO) atau wakil Kasat Reskrim.

Namanya saja anak muda, bertugas di Sat Reskrim, penampilannya mirip ABG. Dengan tas kecil yang diselempangkan di tubuhnya, ia mengendarai sepeda motor bebek yang dimodifikasi mirip motor trail. Sepanjang yang saya ingat, dirinya kurang betah ngendon di kantor, dia lebih suka "keluyuran" berpatroli keliling wilayah hukum Polres Salatiga yang membawahi Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang.

Penampilannya yang selalu trendy, dalam komunikasi cenderung slengekan. Kendati begitu, di mata anak buahnya Agung saat bertugas sangat keras menerapkan disiplin anggota. Ia berprinsip tidak ada tugas yang tak mampu diselesaikan hingga tuntas. Terkait hal tersebut, sejak berpangkat perwira pertama, dirinya sangat disegani karena apa pun dalih yang dikemukakan anak buahnya mampu dipatahkan.

Brigjen Pol Agung Setya dalam salah satu acara (foto: dok liputan 6)
Brigjen Pol Agung Setya dalam salah satu acara (foto: dok liputan 6)
200 an Anggota Reskrim

Kesan yang ditangkap, Agung merupakan perwira muda yang enerjik, tak mengenal kosa kata takut dan memang orang lapangan.Di mana, karena keterbatasan personil Reserse Mobil (Resmob) atau tim Opsnal, dirinya kerap memimpin langsung penangkapan tersangka tindak kriminal. Tak peduli siang mau pun malam, ia selalu sigap bergerak. " Polisi tidak boleh tidur, untuk menjamin ketentraman masyarakat, kita harus siaga sepanjang waktu," ungkapnya saat itu.

Hingga tiga tahun kemudian, Agung ditunjuk menjadi Kasat Reskrim Polres Salatiga. Di sini, ketegasannya sangat terlihat. Perintahnya selalu jelas untuk diterjemahkan kendati bagi orang awam sulit dimengerti. Sebagai contoh, ketika ruang tahanan kosong, ia segera memanggil personil Resmob. " Dalam seminggu, ruang tahanan harus terisi penuh," ujarnya seperti ditirukan oleh mantan tim Resmob.

Demi mendengar perintah itu, tim Resmob segera membuka file kriminal yang memuat para tersangka yang masuk Daftar Pencarian Orang (DPO).Mereka langsung bergerak melakukan perburuan untuk meringkusnya dan menjebloskan dalam ruang tahanan guna diproses hukum. Biasanya, sepekan kemudian, Agung kembali menanyakan isi tahanan. Semisal baru terisi kurang dari 10 tersangka, perintah yang sama diulangnya hingga angka tahanan mampu berlipat.

Hingga Agung menyandang pangkat Kapten (AKP), akhirnya ia dimutasi menjadi kapolsek Bawen, Kabupaten Semarang. Banyak gebrakan yang dia buat sehingga anak buahnya tak lagi mempunyai waktu ongkang- ongkang kaki. Sampai tahun 1997, dirinya melanjutkan pendidikan di PTIK sehingga meski memiliki istri warga Salatiga, kami putus kontak.

Cukup lama Agung parkir di PTIK, sebab selepas menyandang helar Sarjana Ilmu Kepolisian (SIK), dirinya meneruskan mengambil S2 di lembaga tersebut, sekaligus sebagai tenaga pengajar. Baru setelah pangkat Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) di tangannya, ia dilantik menjadi Kapolres Bengkulu. Lumayan lama memimpin jajaran Polres Bengkulu sampai akhirnya ditarik ke Mabes Polri, menduduki posisi Kanit III Dit II/ Ekonomi dan Khusus, Bareskrim.

Berada di Bareskrim inilah nama Agung Setya mulai menanjak, berbagai kasus besar bidang ekonomi berhasil dibongkarnya. Sehingga, ketika pangkat Komisaris Besar (Kombes) diraihnya, Agung dipromosikan menjadi Wakil Direktur Tipideksus. Selanjutnya saat  Brigjen Pol Bambang Waskito selaku Direktur Tipideksus dimutasi, Agung ditunjuk untuk menggantikannya hingga sekarang.

Ada sisi menarik pada diri Agung Setya, kendati sudah 20 tahun meninggalkan Polres Salatiga, namun, dirinya masih hafal nama- nama mantan anak buahnya yang dulu bertugas di Sat Reskrim. Padahal, anak buahnya bila digabung semuanya mencapai 200 an personil dan banyak yang telah menyandang predikat purnawirawan. " Jangankan dengan mantan anak buahnya, dengan orang di luar Kepolisian saja masih ingat," kata perwira yang mengantar undangan sembari menunjuk saya.

Sisi humanis lainnya, Agung yang hidup puluhan tahun di berbagai kota besar, ternyata masih menjunjung tinggi budaya Jawa. Terbukti, dalam reuni nanti, ikut didatangkan Dalang kondang Ki Mantep Soedharsono yang akan memainkan wayang kulit dengan lakon Tripomo Abdi Negara Mencari Jati Diri. " Untuk rekan- rekan Reskrim, siap- siap begadang semalam suntuk," ujar AKP M. Zazid yang hari ini melepaskan jabatannya sebagai Kasat Reskrim Polres Salatiga sekaligus seksi sibuk. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun