Tiga orang pendaki asal Kota Salatiga, Kabupaten Semarang dan Kabupaten Gunung Kidul, DIY, mulai Kamis (20/7) akan melakukan pendakian di gunung Merbabu. Eloknya, mereka bakal hidup di puncak dengan ketinggian 3142 mdpl selama 100 hari tanpa putus guna melaksanakan beragam kegiatan pelestarian alam.
Tiga pejuang lingkungan yang terdiri atas Raka Metta Wantoro warga Mangunsari, Sidomukti, Kota Salatiga, Bayu Ramadhon warga Tambakromo, Panjong, Kabupaten Gunung kidul dan Dani Adi Kusuma warga Desa Klepu, Pringapus, Kabupaten Semarang diketahui merupakan para pendaki tangguh. Dalam aktifitas tanpa sponsor ini, mereka berencana melakukan restorasi Ketheng Songo, sosialisasi pendakian berikut konservasi, upacara HUT Kemerdekaan RI dan upacara Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 2017 mendatang.
Perihal rencana nekad tiga pendaki ini, dibenarkan oleh Bento, Ketua Base Camp Thekelan (BCT) yang juga Ketua Komunitas Peduli Putra Syarif (Komppas) Dusun Thekelan, Batur, Getasan, kabupaten Semarang. "Ya, proposal mereka sudah kami terima sejak bulan Juni lalu. Mereka sekarang juga sudah berada di BCT untuk persiapan pendakian besok Kamis," jelasnya.
Mengutip proposal yang diajukan ke BCT, lanjut Bento, Â agenda tiga pendaki selama 100 hari meliputi restorasi (pengumpulan batu Kentheng Songo), upacara dua hari nasional, konservasi berbagai jenis tanaman, konservasi beragam binatang, konservasi jalur pendakian, perbaikan sanitasi air, pembenahan tanda penunjuk arah hingga sosialisasi terhadap para pendaki agar tak membuang sampah sembarangan, menebang pohon, teknik resque dan etika pendakian.
"Kami dari BCT mau pun Komppas, nantinya akan melakukan pengawalan. Rencananya, setiap bulan kami bakal naik ke puncak untuk memantau kondisi tiga pendaki sekaligus mengirim logistik," kata Bento sembari menambahkan pihaknya juga menjalin kerja sama dengan Anak Gunung Merbabu Merapi (AGMM) Korwil Kota Salatiga.
Terkait dengan dukungan logistik, jelas Bento, pihaknya tidak mengharamkan bantuan dari pihak mana pun. Untuk itu, segala bentuk bantuan bisa disalurkan melalui BCT dan nantinya akan dikirim ke puncak Merbabu. Selama 100 hari ke depan, relawan Komppas siap menerima siapa pun yang berkenan mendonasikan sembako.
Kentheng Songo sendiri, sebenarnya merupakan lokasi paling favorit bagi pendaki gunung Merbabu. Sebab, selain lokasinya berada di puncak, terdapat misteri yang menyelimutinya. Di mana, terdapat empat batu berlobang yang biasa disebut sebagai Watu Kentheng,yang sepintas terlihat hanya memiliki empat lobang. Padahal, sebenarnya memiliki Sembilan lobang sehingga dinamakan Kentheng Songo.
Sering ada kejadian- kejadian yang tidak lazim yang dialami  para pendaki yang membuat camp di puncak Kentheng Songo dari kejadian fatamorgana sampai terdengar suara keramaian di puncak. Padahal, secara kasat mata tak terlihat seorang pendaki pun. Sehingga, kalangan pendaki biasanya tidak berani gegabah saat berada di lokasi ini. "Ya etikanya memang di Merbabu tidak boleh sesumbar tentang apa pun," kata Bento.
Kembali pada tekad tiga pendaki yang mengemas kegiatannya dengan label Ekspedisi dan Sosialisasi 100 Kentheng Songo Puncak Merbabu, para pendekar lingkungan tersebut mengaku telah siap mental dan fisiknya. Kendati belakangan gunung Merbabu kerap diguyur hujan, namun, mereka merasa faktor cuaca bukanlah penghambat bagi seluruh aktifitas di negeri di atas awan itu. "Kami minta doa restu kepada seluruh rakyat Republik ini, agar kami mampu menuntaskan misi," kata Raka Metta Wantoro selaku koordinator ekspedisi ketika dihubungi, Rabu (19/7) sore.
Apa pun rintangan yang menghadang, sepertinya tekad tiga pendaki telah bulat. Kendati tak bakal tercatat di buku Musium Rekor Indonesia (MURI), mereka tetap bersemangat menuntaskan misinya. Untuk itu, semisal anda  akan  berperan menjaga kelestarian gunung Merbabu, tidak perlu repot- repot ikut pendakian, dengan membantu logistik berupa sembako, anda telah punya saham melestarikan kehidupan di gunung itu. Namun, semisal memiliki nyali berlebih, silahkan bergabung menjemput awan. Salam lestari ! (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H