Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Perjalanan Panjang Polres Salatiga dan Bangunan Kunonya

11 April 2017   13:54 Diperbarui: 12 April 2017   01:30 3441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kepolisian Resor (Polres) Kota Salatiga yang membawahi empat kecamatan memang unik, selain pernah memiliki wilayah hukum hingga Kabupaten Semarang, markasnya juga menempati bangunan kuno yang usianya telah mencapai ratusan tahun. Berikut kilas balik perjalanan panjang korps Bhayangkara tersebut.

Agak sulit menelusuri jejak kapan Polres Salatiga secara resmi dibentuk, pasalnya literatur tentang kepastian tanggal, bulan mau pun tahunnya teramat minim. Satu- satunya petunjuk hanya menyebut di abad 19,korps baju cokelat mulai berdiri di Kota Salatiga. Tentunya hal tersebut bukanlah sebuah indormasi yang layak disajikan ke publik.

Pendopo Polres Salatiga (foto: dok pri)
Pendopo Polres Salatiga (foto: dok pri)
Beruntung, Selasa (11/4) atas bantuan salah satu perwira di Polres Salatiga, akhirnya kepastian tentang kelahiran institusi kepolisian itu berhasil didapat. Berdasarkan data yang ada, jajaran kepolisian ini mulai dirintis di Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang dan dipimpin oleh warga negara Jepang bernama Gasira berpangkat Inspektur Satu (sekarang Iptu setara Letnan Satu di TNI). Artinya, keberadaannya terjadi di jaman penjajahan Jepang (1942).

Dengan nama Detasemen Polisi Salatiga, memiliki tiga tiga wilayah yang terdiri atas Salatiga Luar Kota , Ambarawa dan Ungaran. Kendati setingkat Polsek, namun masing- masing hanya dipimpin seorang bintara (Brigadir) , maklum saat itu yang namanya perwira sangat langka. Hingga Jepang terusir dari tanah air, Kepala Polisi dipegang  Soen A Kim (warga Tionghoa) selanjutnya jabatan yang sama jatuh pada  De Groen (warga Belanda).

Bangunan utama Polres Salatiga sekarang (foto: dok pri)
Bangunan utama Polres Salatiga sekarang (foto: dok pri)
Paska kemerdekaan, Inspektur Polisi Kelas I Suparlan sempat memegang kendali hingga akhirnya diganti oleh Inspektur Kelas I Suryo Prastowo yang menjabat sampai  tahun 1947. Bergonta ganti perwira pertama, akhirnya tahun 1963 seorang perwira menengah yakni Letnan Kolonel (Letkol) Soeharsono ditunjuk sebagai komandan membawahi Salatiga serta Kabupaten Semarang.

Perihal nama kesatuan yang sebelumnya bernama Detasemen Polisi Salatiga diganti Komando Resort (Kores) 932 Salatiga sendiri masih simpang siur. Ada yang menyebut pergantian dilakukan usai Indonesia merdeka, namun sumber lain mengatakan perubahan terjadi ketika Letkol Soeharsono menjadi orang pertama di instansi ini. Entah mana yang benar, pastinya markas komandonya waktu itu memanfaatkan bangunan eks Benteng Hock di jalan Diponegoro.

Pintu masuk ke gedung utama (foto: dok pri)
Pintu masuk ke gedung utama (foto: dok pri)
Hingga akhirnya personil  Kores 932 Salatiga boyongan ke jalan Adi Sucipto (dulunya bernama jalan Kepatihan) nomor 1, sebutan Kores 932 Salatiga tetap disandang. Jaman dulu, nama Kores (tidak pakai 932) sangat menakutkan. Sebandel apa pun anak muda, kalau dibawa ke Makores bakal tertunduk lesu tanpa mampu mendongak. Maklum, polisi waktu itu irit bicara namun banyak menggampar.

Para perwira menengah yang memimpin Kores 932 Salatiga datang silih berganti, sampai akhirnya di tahun 1984 ketika operasi pemberantasan kejahatan yang biasa disebut penembakan misterius (Petrus) berakhir, nama kesatuan diganti Kepolisian Resort (Polres) Salatiga dengan wilayah hukum tetap, yakni Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang.

Pendopo yang sempat direnovasi AKBP Idrus Wahid (foto: dok pri)
Pendopo yang sempat direnovasi AKBP Idrus Wahid (foto: dok pri)
Sejarah Gedung

Wilayah hukum Polres Salatiga yang mencakup Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang bertahan cukup lama,hingga almarhum  Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Drs Wanto Sumardi menjabat sebagai Kapolres di tahun 2002 mulailah dirintis pemecahan Kabupaten Semarang memiliki Polres tersendiri. Dua tahun kemudian, tepatnya tahun 2004 Polres Semarang secara resmi  terbentuk dan bermarkas di Ungaran.

Dengan berdirinya Polres Semarang, tak pelak, wilayah hukum Polres Salatiga jadi menciut tingga empat Polsek (Tingkir, Argomulyo, Sidomukti dan Sidorejo). Kendati begitu, ada sisi positifnya, yakni tercapainya rasio perbandingan dengan jumlah penduduk 1:400 sesuai standar PBB  telah terpenuhi sebab total penduduk Kota Salatiga sekitar 190 ribu, sedangkan personil kepolisian mencapai 500 orang. Artinya 1 berbanding 380, sebelumnya perbandingannya 1 : 1900 (saat membawahi Kabupaten Semarang).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun