Kepolisian Resor (Polres) Kota Salatiga yang membawahi empat kecamatan memang unik, selain pernah memiliki wilayah hukum hingga Kabupaten Semarang, markasnya juga menempati bangunan kuno yang usianya telah mencapai ratusan tahun. Berikut kilas balik perjalanan panjang korps Bhayangkara tersebut.
Agak sulit menelusuri jejak kapan Polres Salatiga secara resmi dibentuk, pasalnya literatur tentang kepastian tanggal, bulan mau pun tahunnya teramat minim. Satu- satunya petunjuk hanya menyebut di abad 19,korps baju cokelat mulai berdiri di Kota Salatiga. Tentunya hal tersebut bukanlah sebuah indormasi yang layak disajikan ke publik.
Dengan nama Detasemen Polisi Salatiga, memiliki tiga tiga wilayah yang terdiri atas Salatiga Luar Kota , Ambarawa dan Ungaran. Kendati setingkat Polsek, namun masing- masing hanya dipimpin seorang bintara (Brigadir) , maklum saat itu yang namanya perwira sangat langka. Hingga Jepang terusir dari tanah air, Kepala Polisi dipegang  Soen A Kim (warga Tionghoa) selanjutnya jabatan yang sama jatuh pada  De Groen (warga Belanda).
Perihal nama kesatuan yang sebelumnya bernama Detasemen Polisi Salatiga diganti Komando Resort (Kores) 932 Salatiga sendiri masih simpang siur. Ada yang menyebut pergantian dilakukan usai Indonesia merdeka, namun sumber lain mengatakan perubahan terjadi ketika Letkol Soeharsono menjadi orang pertama di instansi ini. Entah mana yang benar, pastinya markas komandonya waktu itu memanfaatkan bangunan eks Benteng Hock di jalan Diponegoro.
Para perwira menengah yang memimpin Kores 932 Salatiga datang silih berganti, sampai akhirnya di tahun 1984 ketika operasi pemberantasan kejahatan yang biasa disebut penembakan misterius (Petrus) berakhir, nama kesatuan diganti Kepolisian Resort (Polres) Salatiga dengan wilayah hukum tetap, yakni Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang.
Wilayah hukum Polres Salatiga yang mencakup Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang bertahan cukup lama,hingga almarhum  Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Drs Wanto Sumardi menjabat sebagai Kapolres di tahun 2002 mulailah dirintis pemecahan Kabupaten Semarang memiliki Polres tersendiri. Dua tahun kemudian, tepatnya tahun 2004 Polres Semarang secara resmi  terbentuk dan bermarkas di Ungaran.
Dengan berdirinya Polres Semarang, tak pelak, wilayah hukum Polres Salatiga jadi menciut tingga empat Polsek (Tingkir, Argomulyo, Sidomukti dan Sidorejo). Kendati begitu, ada sisi positifnya, yakni tercapainya rasio perbandingan dengan jumlah penduduk 1:400 sesuai standar PBB Â telah terpenuhi sebab total penduduk Kota Salatiga sekitar 190 ribu, sedangkan personil kepolisian mencapai 500 orang. Artinya 1 berbanding 380, sebelumnya perbandingannya 1 : 1900 (saat membawahi Kabupaten Semarang).