Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Berlomba Menjajakan Kampung Wisata di Kabupaten Semarang

6 April 2017   17:18 Diperbarui: 7 April 2017   04:30 3605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Budayawan Sujiwo Tejo hadir dalam peresmian KPM (foto: dok Iwan)

“ Dalam satu nulan terakhir, pengunjung yang datang bisa mencapai 50 sepeda motor dan 10 kendaraan roda empat. Kalau cuaca terang atau hari libur, jumlahnya meningkat tiga kali lipat,” ungkap salah satu warga.

Di tempat terpisah, berjarak sekitar 20 kilometer dari Watu Gambang, yakni di Dusun Gedong, Tajuk, Getasan air terjun di tiga lokasi yang berdekatan juga tengah dibenahi. Terlihat beberapa gardu pandang baru dibuat, menjelang pagi atau sore hari, banyak pengunjung berdatangan untuk melihat matahari terbit (sunrise) dan tenggelamnya matahari (sunset).

Satu diantara tiga air terjun Gedong (foto: dok pri)
Satu diantara tiga air terjun Gedong (foto: dok pri)
Di sini, pengunjung (sementara ini) belum ditarik restribusi apa pun. Padahal, pemandangan alam yang ditawarkan sungguh luar biasa. Kita bisa melihat Kota Salatiga yang rumah- rumahnya mirip bintik- bintik kecil. Begitu pun permukaan Rawa Pening dan desa- desa di sekitarnya, sungguh mengagumkan. Ini sih sorga kecil yang tersembunyi.

Gardu pandang di Gedong yang tertutup mendung (foto: dok pri)
Gardu pandang di Gedong yang tertutup mendung (foto: dok pri)
Berpindah ke Desa Spakung, Banyubiru yang jaraknya sekitar 4 kilometer dari dari Gedong, pihak pemerintahan desa berupaya menawarkan wisata pertanian sekaligus gardu pandang. Sayangnya, akses menuju lokasi melalui tanjakan- tanjakan yang lumayan tinggi, maklum merupakan pegunungan. Pulangnya, saking tajamnya turunan motor sempat blong remnya. Diduga, kampasnya tak kuat menahan panas. Sebab, setelah cukup dingin rem kembali berfungsi.

Itulah sedikit geliat kampung wisata di Kabupaten Semarang yang sempat saya telusuri hari ini, keterbatasan waktu dan kurangnya dukungan cuaca membuat jadual yang tersusun rapi buyar semuanya. Padahal, masih ada puluhan kampung mau pun desa wisata lainnya. Bagaimana pun juga, langkah tersebut layak diapresiasi.  Bila memungkinkan, nantinya akan saya kupas satu persatu. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun