Radimin, warga Desa sarirejo, Kaliwungu, Kabupaten Kendal sepertinya memiliki nyawa cadangan. Mantan tentara Angkatan Darat (AD) berusia 57 tahun tersebut, masih bisa bernafas kendati telah dirampok dan dijebloskan dalam sumur kering selama lima hari.
Terungkapnya kondisi Radimin yang berada di dalam sumur mati dengan kedalaman 15 meter ini, terjadi Minggu (2/4) kemarin. Di mana, seorang warga Ngancar RT 02 RW 02, Bawen, Kabupaten Semarang mendengar suara mirip orang merintih. Saat ditelisik sumbernya, ternyata datang dari salah satu sumur yang sudah lama tidak dimanfaatkan.
Begitu mengetahui keberadaan orang di dalam sumur yang berada di areal kebun milik Darus, tak pelak, berita segera tersebar sehingga membuat warga setempat mendatangi tempat kejadian perkara (TKP). Oleh perangkat kelurahan, hal ini langsung dilaporkan ke Polsek Bawen dan diteruskan ke Polres Semarang.
Karena medannya cukup sulit , yakni berada di antara semak belukar, akhirnya polisi mengontak SAR Bumi Serasi untuk mengevekuasi korban. Setidaknya perlu waktu 1 jam untuk menyelamatkan nyawa mantan anggota TNI AD yang pernah berdinas di Korem 072/ Makutarama Salatiga ini. Usai diangkat ke atas, ia segera dilarikan ke RSUD Ambarawa guna memperoleh perawatan medis.
Radimin yang mengalami patah kaki sebelah kiri dan lebam, menurut warga yang menyaksikan evakuasi masih sempat menceritakan sebab musabab dirinya “kost” di dalam sumur. Kendati secara terbata- bata karena selama lima hari tidak makan apa pun, namun penuturannya bisa dicerna dengan baik. Kesimpulan sementara , ia merupakan korban tindak kriminal.
Dirampok di Jalan
Menurut Radimin, Senin (27/3) malam, dengan mengendarai sepeda motor Yamaha Xeon bernomor polisi H 4382 ACD, dirinya baru kembali dari Yogyakarta. Karena memiliki keperluan berbelanja perkakas dapur di Lopait, Tuntang, Kabupaten Semarang, maka setibanya di pertigaan Bawen, ia mengambil jalur kea rah Kota Salatiga. Usai berbelanja, dirinya berniat langsung pulang ke Kendal.
Sayang, saat memasuki tanjakan Bawen, tepatnya sesudah gerbang Tol Bawen, mendadak sebuah mobil jenis Toyota Kijang Grand Extra berwarna merah memepet dan memintanya berhenti. Karena merasa tak mempunyai masalah, tanpa ragu ia pun berhenti. Akibatnya fatal, sebab beberapa laki- laki tidak dikenal langsung menyeretnya memasuki mobil.
Para pelaku yang diduga merupakan pencoleng tersebut, rupanya enggan membuang kesempatan. Begitu Radimin berada di dalam kendaraan, ia segera dihajar habis- habisan sampai tak sadarkan diri. Setelah korban kehilangan kesadarannya, pelaku langsung menguras harta bendanya dan membawanya ke sumur mati. Usai melempar tubuh mantan serdadu itu, pelaku kabur.
Hingga Selasa (28/3) pagi, korban mulai siuman. Mengetahui dirinya berada di tempat yang menyengsarakan, Radimin segera merogoh handp hone di kantongnya. Nomor- nomor milik keluarganya berupaya dihubungi, namun, karena tak ada sinyal, usahanya sia- sia belaka. “ Hanya bisa uget- uget seperti belut, akhirnya saya pasrah dan terus berdoa,” ungkapnya sebagaimana ditirukan warga.
Selama berada di dalam sumur, untuk bertahan hidup perut Radimin hanya diisi air hujan. Setiap kali hujan datang, mulutnya dibuka sembari menengadah. Rupanya, hal tersebut mampu membuat dirinya bertahan. Hingga lima hari kemudian, rintihannya didengar seorang warga yang tengah mencari rumput di sekitar TKP hingga berujung adanya evakuasi.
Berdasarkan keterangannya, kerugian yang diderita Radimin meliputi raibnya satu unit sepeda motor dan uang tunai sebesar Rp 10 juta yang tersimpan di rangselnya. Kendati begitu, ia tetap merasa bersyukur karena nyawanya terselamatkan berkat seorang pencari rumput.
Lantas, apakah semua keterangan Radimin tersebut benar adanya ? Kasat Reskrim Polres Semarang AKP Hartono belum bisa memberikan konfirmasinya. Hanya berdasarkan pengalaman terhadap kasus- kasus perampokan yang lalu, biasanya pelaku akan menguras habis harta benda korban (termasuk hand phone). Sembari menunggu korban sehat kembali,polisi masih terus melakukan penyidikan atas kasus yang menghebohkan ini. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H