Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rawa Pening Harusnya Tak Membikin Pening

21 Maret 2017   17:09 Diperbarui: 23 Maret 2017   00:00 1241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu hasil kerajinan enceng gondok (foto: dok pri)
Salah satu hasil kerajinan enceng gondok (foto: dok pri)
Dari berbagai siasat dalam mengentas enceng gondok, ada satu strategi yang mungkin belum pernah dicoba, yakni menebar benih ikan air tawar bernama grass carp. Di Amerika Serikat mau pun Belanda, ikan jenis ini dipelihara untuk dimenekan populasi gulma di perairan air tawar. Di Indonesia, terdapat seorang pembudidaya ikan grass carp bernama Wawan warga Desa Bogesan, Ngemplak, Kabupaten Sleman, DIY.

Ini juga hasil kerajinan warga Jalen (foto: dok pri)
Ini juga hasil kerajinan warga Jalen (foto: dok pri)
Ikan grass carp sendiri merupakan ikan air tawar yang mampu melahap gulma dengan jumlah tiga kali total berat tubuhnya. Jadi, semisal beratnya berkisar 1 kilogram, maka enceng gondok yang dimakannya mencapai 3 kilogram. Padahal, saat dewasa bobotnya bisa menembus angka 20 kilogram dan panjang hingga 1, 2 meter. Yang menggemberikan, ikan tersebut juga layak konsumsi kendati belum begitu popular.

Kabupaten Semarang yang mempunyai APBD sekitar Rp 2 triliun sepertinya tidak ada salahnya melakukan uji coba menebar benih ikan grass carp di Rawa Pening. Tentunya dukungan pihak legislatif dan segenap pemangku kepentingan juga sangat dibutuhkan. Siapa tahu, enceng gondok yang menguasai hampir seluruh permukaan air mampu dilenyapkan oleh grass carp sehingga Rawa Pening tak lagi membuat pening. (Bersambung)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun