Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengenal Komunitas Kabar Salatiga

12 Maret 2017   18:10 Diperbarui: 13 Maret 2017   18:00 2215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Boim dan Dhinar yang merupakan penggagas KS (foto: dok KS)

Sedangkan untuk menampung dunia bisnis, pengelola KS menyediakan satu hari dalam seminggu untuk pemasangan iklan. Siapa pun boleh memasang iklan usaha, penjualan mau pun jasa. “ Ketentuannya pemasangan iklan mulai Sabtu pk 00.00 dan berakhir hari Minggu pk 00.00,” kata Dhinar.

Menyantuni janda sepuh (foto: dok KS)
Menyantuni janda sepuh (foto: dok KS)
Sementara yang terkait politik, sepertinya pengelola agak kelimpungan menghadapi sikap para anggotanya. Dengan total anggota yang mencapai 57.000 orang, otomatis komunitas KS dianggap sebagai kue renyah bagi para politisi. Kebetulan, bulan Febuari kemarin Kota Salatiga juga menggelar Pilkada yang diikuti dua pasangan calon. Akibatnya, postingan- postingan berbau kampanye nyaris saban hari bermunculan di KS.

Kampanye di dunia maya ini memang dilakukan oleh para simpatisan kandidat, ada yang halus namun tak sedikit yang secara terang- terangan menggelar kampanye. Implikasinya, timbul perdebatan di KS yang terkadang cenderung memanaskan telinga. Hingga Pilkada usai, akhirnya pengelola KS memandang perlunya ajang silaturahmi sesama anggota guna saling bermaafan. “ Kami menyadari hal itu, yang Pilkada pasti sarat intrik,” kata Dhinar yang juga mendukung salah satu pasangan calon.

Itulah sedikit catatan tentang komunitas warga terbesar di Kota Salatiga, terlepas adanya kekurangan- kekurangan, namun tetap layak diapresiasi. Sebab, berbagai informasi positif bisa didapatkan oleh anggotanya di sini. Mulai kuli hingga Walikota sah nimbrung di KS, tak perlu menggunakan emosi dalam menyikapi apa pun. Semua selalu terdapat hikmah yang terkandung. Salam “Menjumlah bukan Memecah”. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun