Menurut Jacky, PAYB hanya mendapatkan dana dari relawannya. Mereka mengharamkan menerima bantuan dana pihak lain, kalau pun ada yang mau memberikan bantuan, ya tentunya harus menjadi relawan terlebih dulu. Maka, tak heran jumlah relawan yang tergabung di PAYB naik turun. “ Kami juga belum pernah mengedarkan proposal apa pun. Segala kegiatan kami, ya kami biayai sendiri,” terang Jacky yang biasa disapa bang Jack.
Itulah sedikit catatan tentang sepak terjang PAYB , kelompok anak muda yang masih mempunyai nurani membantu sesamanya. Mereka sangat sadar, luasnya wilayah kabupaten Boyolali, membuat para kaum dhuafa kerap terabaikan. Untuk itu, mereka berupaya sedikit berbagi agar mampu memberikan sepercik air saat kaum dhuafa dahaga. Apa pun yang telah dilakukan PAYB, saya semakin memahami, ternyata di desa- desa pinggiran, teramat banyak dhuafa yang mengalami nasip sangat menyedihkan.
Berdasarkan data yang ada, PAYB ternyata juga memiliki daftar anak- anak yatim yang harus ditanggung keperluan sekolahnya. Kendati pemerintah sudah menggratiskan biaya pendidikan bulanan, namun, kebutuhan pendidikan tidak sebatas iuran komite sekolah saja. Ada berbagai biaya lain yang timbul dan wajib dibayar. Begitu pun dengan kaum dhuafa yang rumahnya nyaris ambruk, mereka juga mempunyai agenda khusus melakukan bedah rumah. Di mata orang yang normal, pastinya langkah relawan PAYB layak diapresiasi. Salam kemanusiaan ! (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H