Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Berpetualang ke Air Terjun yang Masih Perawan di Semarang

21 Februari 2017   16:58 Diperbarui: 23 Februari 2017   18:24 3711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Air terjun Nggedat Dadapayam (foto: dok pri)

Air terjun Pancur, tujuan terakhir (foto: dok pri)
Air terjun Pancur, tujuan terakhir (foto: dok pri)
Butuh waktu hampir 30 menit untuk sampai air terjun Pancur, tak ada sarana yang memadai di lokasi ini. Kendati tidak jauh dari Pancur terdapat bumi perkemahan, namun, semuanya masih sangat alami. Jangan tanya soal fasilitas MCK , petunjuk arah pun nihil,pokoknya serba berbau alam. Ibarat mau buang air ya tinggal nyaritempat tersembunyi semisal terpaksa dan sudah kebelet banget.

Si tomboy langsung mandi dengan pakaian lengkap (foto: dok pri)
Si tomboy langsung mandi dengan pakaian lengkap (foto: dok pri)
Air terjun di sini, wujutnya agak aneh, kendati berada di ketinggian yang diperkirakan antara 15 hingga 20 meter, namun air mengalir melalui bebatuan cadas. Mulai dari atas sampai bawah, air telah terpecah menjadi beberapa bagian. Seperti biasa, sitomboy langsung selfie berulangkali. Hampir 30 menit kami berada di sini sebelum memutuskan kembali ke warung pak Medi.

Itulah gambaran petualangan kami yang lumayan menguras tenaga, kondisi alam yang benar- benar masih perawan, harusnya bisa dijadikan destinasi wisata yang menarik. Sayangnya, pihak Dinas Pariwisata sama sekali belum tergerak menanganinya. Sehingga, hanya orang-orang yang bernyali saja yang mau bertandang ke tiga lokasi dalam sehari. Anda punya nyali? Silahkan ke sini, dijamin ada sensasi yang beda! (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun