Dalam dua bulan terakhir, Robi sendiri sudah membuat kerangka gerobak kayu yang nantinya akan difungsikan jadi pedati pustaka. Bila pedati biasa ditarik sapi, ia berencana pedati miliknya digandeng motor sehingga lebih praktis. Hanya yang menjadi persoalan, untuk menyediakan satu unit sepeda motor, dirinya belum memiliki kemampuan. “Meski harga motor bekas hanya berkisar Rp 5 - 6 juta, namun faktanya memang berat mewujutkannya,” kata Robi tanpa bermaksud mengeluh.
Itulah sedikit gambaran seorang buruh bangunan yang tak menyerah oleh keadaan dalam menyebarkan literasi di Cirebon. Kendati kondisi ekonominya belum memungkinkan beraktivitas sosial, ia pantang menyerah dan terus bergerak. Bagaimanapun, langkahnya layak diapresiasi. Sebab, dirinya tak piawai mengumbar retorika, namun cerdas menyodorkan fakta.
“Saya minta doanya agar pedati pustaka segera terealisasi, syukur-syukur saya ada rejeki supaya mampu membeli motor bekas,” ungkapnya mengakhiri perbincangan. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H