“Untuk mensiasatinya, sekarang ini begitu pesanan masuk, kami minta DP sebesar 50 persen dulu. Partai besar mau pun kecil, kami tetap meminta calon konsumen membayar uang muka baru kami kerjakan,” kata Dwi yang diamini Jasri.
Itulah sedikit cerita dari Kota Salatiga, di mana kreativitas maupun inovasi warganya tak pernah mengenal kosa kata berhenti. Kendati permodalan tetap jadi kendala, namun, bukan berarti produksi otomatis berhenti. Beragam mebel produksi duet Dwi dan Jasri, sekarang banyak yang mengisi lobi hotel, kantor mau pun rumah-rumah pribadi. Tak adanya yang menyangka, drum-drum bekas tersebut ternyata mampu diubah menjadi mebel berkelas. Salam inovasi ! (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H