Ribuan mahasiswa baru Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Kota Salatiga, Sabtu (10/9) kembali menjalani ritual tahunan. Mengakhiri masa Orientasi Mahasiswa Baru (OMB), mereka wajib menggelar karnaval “kulo nuwun” atau berkenalan dengan masyarakat setempat.
Karnaval “kulo nuwun” di UKSW , sudah menjadi tradisi sejak tahun 1960 an. Sasarannya, agar mahasiswa baru mempunyai etika bermasyarakat, mengingat mereka datang dari segala penjuru tanah air. Di mana, meski kadang terdapat satu dua oknum mahasiswa ada yang kerap berulah, tetapi dengan adanya aktifitas uluk salam itu, mahasiswa dimungkinkan bakal mempunyai rasa ewuh pakewuh (perasaan segan) dan mampu beradaptasi secepat mungkin.
Dalam karnaval yang menempuh jarak hampir 4 kilometer ini, peserta melalui route dari kampus yang terletak di jalan Diponegoro, menuju jalan Jendral Sudirman, jalan Bungur, jalan Kartini, jalan RW Monginsidi dan kembali lagi ke jalan Diponegoro. Panasnya matahari di siang bolong, tak pelak membuat para peserta kepayahan sehingga dalam setiap barisan selalu disiapkan satu unit mobil ambulan.
Pada barisan pertama, rombongan Drumblek UKSW yang baru saja dibentuk beraksi dengan kostum serba hitam. Sementara sang mayorete yang jumlahnya mencapai 10 orang, terlihat meliuk-liuk memimpin 500 penabuh drum plastik, seng, mau pun bambu. Instrument lagu yang dimainkan beragam, mulai irama pop, barat, Jawa dan tak ketinggalan dangdut.
Karena memang Drumblek sudah menjadi ikon Kota Salatiga, maka, saban tahun UKSW selalu merekrut mahasiswa baru untuk memperkuat group Drumbleknya. Jangan dibayangkan penampilan mereka ecek- ecek, sebab, meski yang ditabuh adalah barang bekas, namun, karena iramanya bersamaan, maka jadilah tontonan yang apik. Fals sedikit tak masalah, yang penting menghibur.
Hingga pk 16.00, karnaval “kulo nuwun” ala mahasiswa UKSW berakhir, untuk menempuh perjalanan 4 kilometer, mereka membutuhkan waktu 3 jam. Bagaimana pun juga, beleid pihak kampus layak diapresiasi. Di mana, selain tidak ada kekerasan fisik pada OMB, mereka juga menyuguhkan hiburan gratis kepada masyarakat. Sampai bertemu di tahun berikutnya. (*)