Bila apa yang diungkapkan pembantunya benar adanya, maka, masih menggunakan asumsi perhitungan di lapak pak Din, artinya income bersih pak Wagiman layak disebut sangat “dahsyat”. Sebab, setelah dipotong bahan baku, untung bersihnya mencapai Rp 1.500 kali 300 mangkok, mencapai Rp 450.000 sehari. Karena jarang libur kecuali ada kepentingan keluarga, Rp 450.000 kali 30 hari : Rp 13,5 juta / bulan !
Padahal, di sepanjang jalan raya Butuh ini, terdapat banyak sekali Wagiman-Wagiman yang lain. Ternyata, di balik keberadaan semangkok dawet ireng, tersembunyi sesuatu yang “dahsyat”. Dengan penghasilan berkisar Rp 5 juta hingga Rp 13,5 juta perbulan, artinya hal ini merupakan bisnis menggiurkan bagi rakyat kebanyakan. Apa lagi, bila lapak yang dimilikinya lebih dari satu, maka “kedahsyatan”nya lebih terasa. Terbukti, selain sebagai pelepas dahaga, ternyata mampu membuat dompet makin tebal. Anda tertarik mencobanya ? (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H