Ada ritual unik setiap kali rombongan datang untuk mengaji ilmu singkong, yakni, begitu tiba langsung disiapkan tempat secara lesehan. Sebelum memulai, peserta disuguhi beragam makanan yang berbahan baku dari singkong. Diantaranya, klenyem,mentho, criping, getuk, rolade dan tentunya tidak ketinggalan singkong goreng. Setelah itu, Diah yang fasih berbicara segera membuka pertemuan.
Selanjutnya, untuk menyampaikan materi pelatihan, gentian sang suami yang mengambil alih. Biasanya Hardadi menjelaskan mulai pengupasan singkong mentah, pencucian, proses perebusan , penggorengan dan pengemasan. Sementara, untuk pemasaran diambil alih Diah, karena ia memang piawai dalam hal promosi, pelayanan serta menjalin relasi. Dalam pengamatan, sepertinya tak ada hal yang dirahasiakan.
Begitu pun dalam hal motivasi, Diah dan Hardadi selalu mendorong agar setiap orang mampu menjadi majikan bagi dirinya sendiri. Saat memberikan pembekalan kepada calon transmigran dari Kabupaten Demak, berulangkali dorongan semangat diberikan. “ Di daerah transmigran, kami meyakini nantinya singkong akan jadi primadona. Kalau mereka tak mampu mengolahnya, maka in come yang didapat ya hanya begitu- begitu saja,” kata Hardadi, Senin (8/8) sore.
Keberadaan Singkong Keju D9 rupanya tak hanya menarik minat pelaku UMKM saja, puluhan pelajar asal Amerika yang mengikuti program pertukaran pelajar, belakangan juga antusias mengikuti pelatihan. Bule- bule remaja tersebut, sengaja diajari cara mengolah singkong hingga mampu memiliki daya jual. Konon, saban tahun, pelajar- pelajar bule secara rutin selalu bertandang ke rumah Hardadi yang sangat luas tersebut.
Itulah sedikit catatan tentang berbagi ilmu singkong, dari singkong yang merupakan makanan rakyat pedesaan, oleh duet Hardadi dan Diah, mampu diubah derajatnya. Begitu pun Hardadi, mantan nara pidana narkoba tersebut, tak pelit membagi ilmunya. Memang, lebih baik bekas narapidana jadi orang baik dibanding orang baik malah beruha menjadi penghuni bui. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H