Selama hampir tujuh jam bertugas sebagai relawan pengatur lalu lintas, anggota Pramuka Saka Bhayangkara hanya mendapat imbalan sekedar uang transport. Pasalnya, mayoritas remaja- remaja tersebut berdomisili dan sekolah di wilayah Kabupaten Semarang.
Didik tercatat merupakan pelajar di SMA Negeri I Tengaran, Kabupaten Semarang, demikian juga Faroji rekannya. Sementara seorang remaja putri bernama Romani adalah siswi SMA Negeri I Pabelan, Kabupaten Semarang.
Apa yang dikerjakan para Pramuka Saka Bhayangkara memang layak diapresiasi,bisa dikata tanpa imbalan apa pun, mereka ikhlas berpanas-panas demi keselamatan masyarakat pejalan kaki. Bahkan terkadang menerima makian, baik dari pengendara bermotor mau pun warga yang akan menyeberang. “Warga sering tidak sabaran pak, menunggu sebentar saja kerap ngomel-ngomel,” ungkap Didik.
Memang, jangankan menjelang hari Raya Idul Fitri, pada hari- hari biasa pun, Jalan Jendral Sudirman yang merupakan pusat perekonomian Kota Salatiga selalu jadi langganan kemacetan. Apa lagi H-7, ratusan kendaraan terlihat merayap. Untuk menempuh jarak sekitar 1 kilometer saja, butuh waktu hampir 30 menit. Secara otomatis, kehadiran remaja Pramuka Saka Bhayangkara sangat terasa manfaatnya. Satu kata : Keren! Salam Pramuka. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H