Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kopral TNI AD asal Solo ini Akan Koprol Keliling Monas

16 Juni 2016   14:09 Diperbarui: 16 Juni 2016   14:14 2451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nyekar ke makam ayahnya sebelum berangkat ke Jakarta (foto: dok KB)

Kopral Kepala (Kopka) TNI AD Bagyo , prajurit asal Surakarta (Solo) yang selama ini dikenal suka menggelar berbagai aksi aneh- aneh, Jumat (17/6) pagi akan melakukan aksi koprol mengelilingi  areal tugu Monas, Jakarta sebanyak 5 kali putaran.

Kopral Bagyo yang bernama lengkap Subagyo Lelono dan bertugas di Polisi Militer (Pomad) Surakarta,  menyatakan, tekadnya berkeliling Monas sembari koprol (jungkir balik) tersebut, merupakan aksi kedua. Sebelumnya, bulan Juli 2013 lalu, menjelang hari jadi Pomad ke 67, ia menggelar aksi serupa setelah sebelumnya memanggul batu seberat 15 kilogram sebanyak 20 kali putaran. Bisa dibayangkan berapa kilometer jalan yang dilahapnya.

Tentara berpostur tinggi besar dan berkumis tebal ini, bagi masyarakat Solo bukanlah tokoh yang asing. Ulahnya kerap membikin “geger” masyarakat, termasuk Presiden Joko Widodo saat menjabat sebagai Walikota Surakarta. Berbagai aksinya memang memperlihatkan bahwa tubuhnya bukanlah tubuh seperti manusia normal kebanyakan. Entah apa yang dikonsumsinya saban hari, yang jelas, Kopral Bagyo layak disebut prajurit terkuat di dunia.

Pemegang rekor MURI push up 21 jam 40 menit sebanyak 9.260 kali tersebut, tahun 2010  lalu mendapatkan penghargaan medali emas dari Wakasad Letnan Jendral TNI Suryo Prabowo, pasalnya tubuhnya dipukuli oleh sekompi pasukan dan tetap bugar. Hingga dua tahun kemudian, tepatnya tahun 2012 ketika memperingati Hari Juang Kartika pernah melakukan aksi koprol di sepanjang Jalan Slamet Riyadi Solo. Hasilnya, ia mampu koprol sebanyak 1.046 kali untuk  jarak lima kilo meter.

Saat koprol sepanjang jalan Slamet Riyadi Solo (foto: dok KB)
Saat koprol sepanjang jalan Slamet Riyadi Solo (foto: dok KB)
Masih di tahun yang sama, yakni tahun 2012, Kopral Bagyo kembali “kumat”. Saat TNI akan memperingati hari jadinya, ia nekad berlari mengelilingi Jalan Mangkunegara, Surakarta selama 24 jam penuh. “Hercules” asal Solo tersebut, juga puluhan kali memperagakan berbagai aksi nekad. Lantas, bagaimana perasaannya ? “ Segala aksi, segala demo ini semuanya untuk NKRI tercinta,” ungkapnya, Kamis (16/6) siang ketika akan berangkat ke Jakarta.

Rasa cinta dan bangganya terhadap Republik ini memang sangat besar, sehingga, setiap terjadi kerusuhan yang merobek persatuan serta kesatuan NKRI, Kopral Bagyo langsung bereaksi. Salah satunya paska pembakaran Mapolres Ogan Komering Ulu (OKU) Sumsel yang dilakukan puluhan oknum TNI AD, ia segera menyambangi Polresta Surakarta. Di lapangan, dirinya menggendong salah satu personil kepolisian untuk memperlihatkan pada masyarakat bahwa antara TNI dengan Polri adalah satu kesatuan.

Jabat tangan komando dengan anggota Polri (foto: dok KB)
Jabat tangan komando dengan anggota Polri (foto: dok KB)
Bagyo yang bertampang sangar, ternyata memiliki jiwa lembut. Ia tak bisa tinggal diam ketika menyaksikan ketidakkeadilan terjadi. Di sisi lain, dirinya juga mempunyai sense of humor yang di atas rata- rata. Sehingga, tak heran bila nama Kopral Bagyo adalah satu- satunya nama prajurit tamtama yang dikenal para Jendral. “ Pangkat boleh Kopral, tapi yang namanya Kopral paling gaul ya hanya Kopral Bagyo,” tukasnya sembari terkekeh.

Orang Pertama yang Ramalkan Jokowi jadi Presiden

Demikian pula ketika negeri ini dilanda bencana asap, Kopral Bagyo dibantu beberapa rekannya memperlihatkan kepedulian yang tinggi. Di beberapa resepsi pernikahan warga Solo, ia mendadak muncul, mengenakan atribut tentara dan menenteng kotak sumbangan berikut tulisan berbunyi : Manten Peduli Bencana Asap. Satu persatu tamu ditodongnya, kendati sempat terkaget- kaget karena “digrebeg” anggota militer, belakangan para tamu yang sudah tersadar langsung memberikan bantuannya.

Ada kisah menarik sewaktu Kopral Bagyo koprol berkeliling Monas tahun 2013 lalu, di mana, saat berangkat ke Jakarta, ia membawa batu kali seberat 15 kilogram berukuran 30 X 15 centimeter. Setelah beristirahat sehari, esoknya, sebelum memulai aksinya, dirinya menemui Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang biasa disapa Jokowi. Tujuannya, selain meminta restu, dia juga menyodorkan batu yang dibawanya untuk ditandatangani sang Gubernur. Kebetulan, keduanya telah saling mengenal ketika Jokowi menjadi Walikota Surakarta.

Nah, pada pertemuan di Balaikota tepatnya tanggal 5 Juli 2013 pagi hari, terjadi perbincangan antara Kopral Bagyo dengan Jokowi.  Setelah memperoleh tandatangan dan wejangan, ia mengatakan bahwa dirinya menginginkan Jokowi jadi Presiden. “ Saya bilang kepada beliau, bapak sudah pantas menjadi Presiden RI. Jadi jangan hanya menjadi DKI 1 saja. Beliau menjawab, ah ada- ada saja,” ungkap Bagyo.

Setahun kemudian, apa yang diramalkan Kopral Bagyo terbukti. Jokowi akhirnya terpilih sebagai Presiden RI melalui pemilihan Presiden tahun 2014 lalu. Padahal, sewaktu Bagyo berkelakar tentang kepantasan Jokowi jadi orang nomor satu di republik ini, saat itu belum ada satu pun partai politik yang meliriknya. Artinya, naluri politik pak Kopral tersebut ternyata jitu juga.

Nyekar ke makam ayahnya sebelum berangkat ke Jakarta (foto: dok KB)
Nyekar ke makam ayahnya sebelum berangkat ke Jakarta (foto: dok KB)
Sementara itu, perihal aksinya di Monas Jumat mendatang, Kopral Bagyo menyatakan bahwa kegiatan ekstrem tersebut merupakan surprise bagi hari jadi Korps Polisi Militer tempatnya bertugas selama puluhan tahun serta rasa terima kasih karena sebentar lagi dirinya memasuki masa purna tugas. Sedang koprol adalah simbol keperihatinan  atas maraknya kasus Narkoba dan pemerkosaan pada diri anak- anak. Artinya, jungkir balik itu adalah gambaran kejengkelan. “ Rencananya bakal disiarkan langsung oleh salah satu TV swasta nasional bang,” jelasnya menutup perbincangan. Selamat berjuang Kopral ! (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun