Hajatan Indonesian Weekend yang berlangsung di Potters Field Park, Londong, Inggris selama sepekan, ternyata mengundang decak kagum para pengunjungnya. Salah satu yang membuat mereka terheran- heran adalah permainan tradisional gasing yang digawangi Endi Aras Agus Riyono.
Sebagaimana diketahui, Indonesian Weekend yang akan berlangsung sejak tanggal 26-31 Mei 2016 mendatang bakal menghadirkan berbagai kekayaan Tanah Air. Selain pariwisata, musik, kuliner, seni budaya, tak ketinggalan permainan tradisional gasing Nusantara. Endi selaku kolektor gasing terlengkap ini mengabarkan bahwa ia sejak awal bulan telah menerima undangan dari penyelenggara yang terdiri atas Kementerian Pariwisata, Kementerian Perindustrian, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
“ Setelah saya ajarkan, mereka yang bisa memainkan secara sempurna langsung saya berikan cindera mata berupa gasing bambu tutul. Reaksinya ? Wow! Mereka sangat senang sekali,” ungkap Endi seakan tak mampu menahan kegembiraanya.
Dalam pagelaran Indonesian Weekend yang diprediksi mampu menjaring 20 ribu turis sehari ini, lanjut Endi, dirinya dibantu oleh para pelajar Indonesia yang tengah menuntut ilmu di London. Ada sekitar 30 an pelajar yang secara prodeo menjadi sukarelawan. Bahkan, Mutia putri Duta Besar Dr Rizal Sukma ikut terlibat karena standpermainan tradisional mendapat kapling cukup luas, sehingga membutuhkan bantuan puluhan personil.
Sebagai kolektor berbagai permainan tradisional dan kerap dijuluki bapak gasing Nusantara, Endi mengakui bahwa event internasional seperti ini bukanlah yang pertama diikutinya. Gasing – gasing tersebut pernah diperkenalkan di Brunei di tahun 2014 serta di Jepang tahun 2015, hasilnya warga di dua negara tersebut dibuat terkagum-kagum ketika melihat atraksi permainan tradisional itu.
Kendati Endi selaku pendiri Gudang Dolanan Indonesia memiliki banyak koleksi permainan tradisional, namun, koleksinya yang berjumlah mencapai ratusan jenis adalah gasing. Kenapa memilih gasing? Jawabnya sederhana. Gasing mengandung folosofi hidup yang sarat makna, di mana kendati berputar namun mempunyai keseimbangan. “Begitu pula dengan hidup, hidup selalu berputar. Untuk itu, kita wajib menjaga agar perputaran tetap seimbang,” jelas mantan wartawan seni, hiburan dan budaya tersebut.
Padahal, tutur Endi, anak- anak bule sendiri, baru pertama kalinya melihat permainan gasing. Kendati begitu, usai melihat cara memainkannya, mereka langsung bergairah bermain. Artinya, gasing sebenarnya merupakan sarana bermain murah meriah yang mampu mempererat persahabatan antar bangsa. Nah tuh ! Ternyata gasing sarat manfaat kan ? Kenapa anak- anak kita tak diarahkan ke permainan tradisional saja ?