Di luar lorong utama yang panjang, sebenarnya terdapat beberapa jalur lorong lainnya. Tetapi, untuk menyusurinya, pengunjung disarankan menggunakan jasa pemandu. Pasalnya, situasinya gelap karena pengelola tidak menyediakan lampu penerangan. Lorong- lorong yang gelap inilah yang sering membuat pengunjung berbeda jenis jadi gelap mata sehingga berbuat yang aneh-aneh. Maklum, kondisinya sangat mendukung.
Setelah puas menyusuri Goa Seplawan, di halaman parkir biasanya kita disarankan untuk beristirahat sejenak di gardu pandang yang letaknya di puncak. Untuk mencapainya, kita harus berjalan kaki mendaki sejauh sekitar 100 meter. Nah, saat sudah berada di gardu pandang inilah, mata kita mampu melihat Waduk Sermo, di Kabupaten Kulonprogo, Gunung Merbabu, Merapi, Slamet, Sindoro, dan Sumbing. Rasa lelah usai melakukan pendakian tuntas tertebus oleh keindahan alam.
Itulah gambaran sedikit tentang Goa Seplawan yang eksotis. Dalam perjalanan pulang, adrenalin kita kembali dipaksa bermain. Jalan yang menurun tajam disertai kelokan tajam sering memancing pengendara memacu kendaraannya. Giliran berpapasan dengan kendaraan roda empat, spontan adrenalin naik tajam sembari mengucap doa-doa sekenanya. Bila kurang percaya, silahkan mencobanya. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H