Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Sensasi Menelusuri Goa Seplawan Purworejo

17 Mei 2016   13:28 Diperbarui: 17 Mei 2016   16:03 913
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
jalan lorong lain yang tanpa penerangan (foto; dok pribadi)

Kendati tidak setenar Goa Jatijajar, Kebumen, Goa Seplawan yang terletak di Desa Donorejo, Kaligesing, Purworejo sungguh sangat memikat. Menelusuri lorong sejauh 750 meter di keremangan sore hari sepertinya mampu menimbulkan sensasi tersendiri.

Goa Seplawan yang berjarak sekitar 20 kilometer dari ibu kota Kabupaten Purworejo sebenarnya mampu menjadi destinasi wisata yang memesona. Yang jadi masalah, akses menuju lokasi, khususnya di jalur pendakian, sarana jalan penghubungnya relatif sempit. Lebar jalan aspal hanya berkisar 4 meteran sehingga saat dua mobil berpapasan, salah satu harus mengalah dan meminggirkan kendaraannya.

Ada dua jalur alternatif untuk menikmati keindahan Goa Seplawan, yang pertama melalui route Purworejo. Usai melewati kantor Kecamatan Kaligesing, kita berbelok ke kanan melewati jalan aspal yang kondisinya menanjak. Jangan coba-coba memacu pedal gas, sebab, setiap saat bisa berpapasan dengan kendaraan roda empat. Bila kita nekat memacu kendaraan, alamat menuai naas.

Dua patung Dewa Dewi menyambut pengunjung (foto: dok pribadi)
Dua patung Dewa Dewi menyambut pengunjung (foto: dok pribadi)
Adapun jalur kedua melalui arah Yogyakarta, terlebih dulu harus mengambil rute menuju Jalan Godean kemudian lurus ke arah Goa Kiskendo. Dari sini, terdapat penunjuk arah yang sengaja dipasang di masing-masing perempatan atau pertigaan. Kita tinggal mengikuti petunjuk tersebut, tak memerlukan waktu lama bakal tiba di pintu gerbang Goa Seplawan.

Untuk memasuki kawasan Goa Seplawan yang buka sejak pukul 8.00-16.00 ini, pengunjung dikenakan kewajiban membayar restribusi sebesar Rp 3.000,-/orang. Bea masuk yang sangat murah dibanding dengan apa yang akan didapat pengunjung di lokasi yang benar-benar eksotis tersebut. Berada di ketinggian 900 mdpl, tak pelak, udaya yang terhirup benar-benar bebas polusi. Ada kesegaran yang merasuk di paru- paru dan di sekeliling areal terlihat serbahijau pepohonan.

Setelah memasuki halaman, pengunjung disambut dua buah patung Dewa Siwa dan Dewi Parwati berwarna kuning keemasan. Patung tersebut merupakan replika ditemukannya patung emas setinggi 16 cm serta berat 1,6 kilogram. Penemuan benda berharga tersebut terkait dengan ditemukannya Goa Seplawan pada 28 Agustus 1979. Artinya, keberadaan patung merupakan representasi bahwa di lokasi dulunya adalah tempat yang mempunyai nilai sejarah penting.

Tangga menuju mulut goa (foto: dok pribadi)
Tangga menuju mulut goa (foto: dok pribadi)
Jangan Berbuat Maksiat

Goa Seplawan yang terletak di Pegunungan Menoreh memang menakjubkan. Posisinya di tengah lembah. Pengunjung harus menuruni banyak anak tangga yang terbuat dari beton hingga tiba di mulut goa. Lebar pintu masuk kurang dari satu meter dengan tinggi sekitar 2 meter. Dua orang dewasa tidak akan bisa memasukinya secara bersamaan, baik masuk maupun keluar wajib satu per satu.

Ini mulut goanya (foto: dok pribadi)
Ini mulut goanya (foto: dok pribadi)
Setelah melewati tangga di pintu masuk yang agak licin akibat basah, mata akan disuguhi pemandangan yang wow! Ternyata ruangan di dalam goa cukup luas. Lebarnya berkisar 6 meter dengan tinggi 4 meter. Di bagian atas terlihat stalaktit dan stalakmit yang terus-menerus meneteskan air. Sedangkan untuk menyusuri lorong utama, pihak Pemerintah Kabupaten Purworejo membuat jalan setapak dari semen.

Ini lorong menuju kolam (foto: dok pribadi)
Ini lorong menuju kolam (foto: dok pribadi)
Dengan dipandu penerangan lampu listrik 5 watt, kita bisa berjalan sembari mengamati keajaiban ala mini. Kurang lebih 50 meter, di tengah jalan terdapat kolam mengalir yang dangkal. Bila ingin meneruskan perjalanan, kita harus menyeberanginya. Hingga terus menyusuri lorong yang jauhnya mencapai 750 meter, di ujung goa adalah tebing. Seluruh pengunjung dilarang mendekati sisi tebing yang berbahaya itu.

Sisi menarik saat kita berada di dalam Goa Seplawan, kendati di luar cuacanya panas menyengat, begitu kita memasuki lorong, udara sejuk langsung menyergap. Kita serasa ada di ruangan berpendingin. Ditambah redupnya lampu, tak pelak, suasana jadi romantis. Hal inilah yang dikhawatirkan pengelola, khususnya terhadap pengunjung remaja. Situasi yang sepi berkolaborasi gelap dimungkinkan pengunjung berbeda jenis terpancing berbuat maksiat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun