[caption caption="Iwan Fals dengan Ahok (foto: dok kompas.com)"][/caption]Kendati Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta berlangsung tahun depan, namun, suhu politik ibu kota telah mulai memanas. Beberapa bakal calon (Balon) secara terang- terangan unjuk gigi, sayangnya, keberadaan mereka mempunyai elektabilitas di bawah Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok. Lantas, mungkinkah ada figur yang mampu menandingi dirinya ?
Dari beberapa Balon Pilkada DKI yang belakangan ini kerap muncul, seperti Abraham Lunggana (Lulung), Yusril Ihza Mahendra, Adhiyaksa Dault, Sandiago Uno, Ahmad Dhani dan perempuan “emas” Hasnaeni Moein. Selain Sandiago yang pasti diusung oleh Partai Gerindra, lainnya masih terbingung- bingung dengan kendaraan politiknya. Sebab, partai politik yang digadang- gadang akan mengusung diri mereka, faktanya malah adem ayem.
Begitu pun PDI Perjuangan, kendati suara santer menyebut akan menjadi partai pendukung Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Syaiful Hidayat sebagai orang nomor satu di DKI, namun sampai sekarang juga belum ada kejelasan. Sebaliknya, sang petahana yang maju melalui jalur perorangan atau biasa disebut independen, dengan riang menerima dukungan dari beberapa partai seperti Nasdem, Hanura dan nantinya akan menyusul Parpol lainnya.
Langkah Ahok yang menerima dukungan dari Parpol, meski setiap kali ekspose selalu menyampaikan bahwa dirinya akan mendaftar melalui jalur perorangan, sebenarnya adalah sikap yang sah adanya. Dukungan Parpol bisa digunakan sebagai back up terakhir bila verifikasi KTP pendukung Ahok dinyatakan tidak memenuhi syarat pencalonan. Strategi ini, dalam politik dihalalkan.
Para Balon Gubernur DKI Jakarta sendiri, meski belum mengantongi dukungan Parpol, namun sudah mulai melancarkan berbagai serangan terhadap Ahok. Dari mulai isu agama, penggusuran hingga hal- hal lainnya yang dianggap bisa dijadikan amunisi menembak mantan Bupati Belitung Timur tersebut. Sepertinya tidak ada yang berfikir tentang program Jakarta ke depannya, yang tertanam di benak, cuma satu bagaimana mengalahkan Ahok.
Ini Sosoknya
Dari nama- nama Balon Gubernur DKI Jakarta yang konon bakal menandingi Ahok di hajatan politik tahun 2017 ini, predikatnya memang beragam profesi. Haji Lulung yang politikus PPP, Yusril Ihza Mahendra Ketua Umum Partai Bulan Bintang, pengacara sekaligus mantan Menteri , Adhiyaksa Dault yang mantan Menpora di era SBY, Sandiago Uno pengusaha yang belakangan jadi politisi Gerindra, Ahmad Dhani yang musisi dan Hasnaeni Moein pengusaha serta politisi.
Memang, sejak Orde Baru (Orba) tumbang, siapa pun mempunyai hak dan peluang mencalonkan diri di Pilkada karena dijamin oleh konstitusi. Sayangnya, terkadang syahwat menjadi penguasa sering tidak seimbang dengan elektabilitas, kapabilitas serta popularitas pada diri mereka. Akibatnya, selain banyak kepala daerah yang terjerat masalah hukum, juga tak sedikit yang terlibat skandal memalukan lainnya.
Kembali pada pergulatan Pilkada DKI Jakarta, pertanyaannya, siapa sosok yang peluangnya sangat besar membuat Ahok keok ? Ada satu figur musisi tanah air yang mempunyai fans lintas generasi dan mampu bertarung di pesta demokrasi tanpa harus berbiaya tinggi. Orang tersebut adalah Virgiawan Listanto, suami Hj Rosana, ayah dari alm Galang Rambu Anarki , Annisa Cikal Rambu Bassae dan Raya Rambu Rabbani yang biasa disapa Iwan Fals.
Pria kelahiran 3 September 1961 ini, mempunyai basis “akar rumput” yang sangat luar biasa, tak hanya di Jakarta, namun tersebar di seluruh pelosok tanah air. Penyanyi balada dan kritik sosoal, kadang juga berbau politik tersebut, memiliki Yayasan Orang Indonesia atau dikenal dengan seruan OI. Anggotanya tak sekedar berjumlah jutaan, tapi mencapai puluhan juta. Di Jakarta sendiri, personil OI konon hampir menembus angka 1 juta orang.
Kharisma Iwan Fals, sampai sekarang belum ada yang mampu menandinginya. Ia yang mulai dikenal publik di tahun 1987 lewat lagu berjudul Oemar Bakri, konsisten menyuarakan berbagai kritik sosial. Hingga masa jaya Orba berlalu, dirinya tetap tidak kehilangan “libido’ menyampaikan kritik dan menyoroti politik tanah air. Anehnya, ketika rekan- rekannya sesama artis banyak yang putar haluan menjadi politisi di Senayan, Iwan bergeming. Sepertinya magnit politik praktis tak mampu menarik dirinya.
Semisal Iwan Fals berani maju di Pilkada DKI Jakarta, baik melalui dukungan Parpol mau pun jalur independen, saya sangat meyakini, tidak ada yang mampu membendungnya. Jangankan haji Lulung, Yusril, Ahmad Dhani, sosok petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pun akan keok. Sayang, gurihnya APBD DKI Jakarta yang hampir mencapai Rp 70 triliun pertahun, tak membuat ngiler putra alm Harsoyo tersebut. Pasalnya, menurutnya : Lagenda hidup rumit di Indonedia adalah berpolitik praktis. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H