Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Wedang Ronde Salatiga Pengusir Masuk Angin

10 Februari 2016   18:09 Diperbarui: 10 Februari 2016   18:16 695
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Wedang ronde pengusir masuk angin (foto:bamset)"][/caption]

Memasuki musim penghujan, apa yang bisa membuat badan menjadi segar ? Bila posisi anda tengah berada di daerah berudara dingin seperti Kota Salatiga, maka pilihannya adalah wedang ronde. Benar, semangkok wedang  ronde mampu menghangatkan tubuh  sekaligus pengusir masuk angin.

Untuk menemukan penjual ronde di Salatiga, relatif tak bakal menemui kesulitan. Sebab, selain minuman yang didominasi jahe itu dijajakan di sepanjang Jalan Jendral Sudirman menggunakan gerobak atau angkring, cukup banyak kios yang membuka kuliner khas Kota Salatiga ini. Bila menelusuri keberadaan wedang ronde, maka akan terbagi tiga katagori.

Yang pertama adalah ronde yang dijajakan gerobak atau angkring, kedua dijual di kios- kios dan yang terakhir adalah ronde Jago. Untuk katagori pertama, harganya hanya Rp 5 ribu (mangkok), kios Rp 7 ribu serta yang terakhir Rp 11 ribu. Harga Rp 12 ribu karena dalam semangkok ronde, terdapat 11 item isi, meliputi kolang kaling, rumput laut, onde- onde besar kecil, buah pala, irisan jeruk kering, agar- agar hingga kacang rebus.

[caption caption="Ronde kaki lima di Salatiga (foto: bamset)"]

[/caption]

Sedang ronde kaki lima, biasanya isinya sebatas onde, kolang kaling, agar- agar  dan kacang sangrai. Untuk ronde yang dijual di kios, isinya lumayan banyak kendati tak selengkap yang harganya Rp 11 ribu. Ronde level menengah ini didominasi oleh ronde Mak Pari yang mempunyai tiga kios di seputaran Kota Salatiga. Selain pusatnya ada di Jalan Merbabu, dua tempat lainnya terdapat di teras Pujasera Jalan Ahmad Yani. Varian rondenya meliputi ronde susu,ronde tape, ronde kacang ijo, ronde rumput laut dan ronde komplit.

Nah, kesempatan ini, saya akan mengupas ronde yang spesial. Bila menyebut nama spesial di Salatiga, maka tak lepas dari ronde Jago yang lokasinya berada di gang sempit belakang pertokoan Jalan Jendral Sudirman. Jangan berharap segera menemukan tempatnya tanpa bertanya, karena posisinya memang tertutup toko- toko. Meski begitu, untuk ancar- ancar, letaknya ada di selatan sate suruh atau pos polisi kota.

[caption caption="Stoples lawas yang digunakan di ronde Jago (foto: bamset)"]

[/caption]

Sempitnya warung ronde Jago, tak serta merta menyurutkan pecinta kuliner untuk memburunya. Banyak pelancong luar kota sengaja berhenti di Salatiga sekedar menikmati wedang penghangat tubuh ini. Ketika memasuki warung, paling banter bangku hanya bisa dimanfaatkan maksimal 10 orang. Sementara di teras atau gang di depan warung terdapat meja serta kursi kapasitasnya 15 an orang. 

Dirintis Sejak Tahun 1964                                  

Selain wedang ronde yang harganya Rp 11 ribu semangkok, warung ronde Jago juga menyediakan menu pangsit tengiri seharga Rp 12 ribu seporsi, batagor Rp 12 ribu, mi kopyok Rp 12 ribu dan wedang kacang Rp 10 ribu. Mulai siang hingga malam menjelang tutup, praktis pengunjungnya selalu penuh. Apa lagi di musim hujan seperti sekarang, selain pelancong, warga lokal juga banyak berdatangan untuk menikmati minuman penghangat suasana tersebut.

[caption caption="Dandang kotak untuk menjerang air di ronde Jago (foto: bamset)"]

[/caption]

Keberadaan ronde Jago, memiliki sejarah cukup panjang. Dirintis sejak tahun 1964, bisa dikata, ronde Jago adalah pelopor wedang ronde di Kota Salatiga. Pada jaman dulu, warungnya menyatu dengan jamu Jago. Hingga perjalanannya, ternyata lebih laku wedang rondenya dibanding jamu. Karena susah menyebut nama, akhirnya masyarakat menyebutnya sebagai ronde Jago.

Ronde Jago sempat berhenti di tahun 1965, di mana saat itu negara tengah dirundung gejolak politik. Baru tahun 1968, ronde Jago kembali hadir di tengah masyarakat. Saat ini warung ronde tersebut dikelola oleh Joni dan Ivon, pasangan suami istri yang nota bene merupakan anak serta menantu perintis ronde Jago di Salatiga. Di tangan generasi penerus itu, pelayanan ronde Jago semakin profesional. Selain karyawannya selalu berseragam, penyajiannya juga relatif cepat.

Di ruangan yang tak begitu luas, nampak semua peralatan yang digunakan masih seperti tempo dulu. Dari mulai mangkok, dandang untuk menjerang air panas hingga stoples- stoples tempat kue, semuanya barang lawas. Di dinding, terlihat testimoni yang dibuat artis- artis ibu kota dipigura rapi. Sepintas saya lirik, ada yang dibuat oleh Roy Marten, Rudy Salam, Gogon, Dedy Mizwar hingga pakar kuliner Bondan.

[caption caption="Testimoni yang dibuat para artis (foto: bamset)"]

[/caption]

Rabu (10/2) saya sengaja bertandang ke ronde Jago, kebetulan Salatiga tengah gerimis. Pengunjungnya sekitar 30 an orang sehingga agak susah mencari tempat duduk. Usai memesan semangkok rinde, saya perhatikan, terdapat 11 item isi, meliputi kolang kaling, rumput laut, onde- onde besar kecil, buah pala, irisan jeruk kering, taburan kayu manis, agar- agar , kacang rebus dipadu cairan jahe.

Saat saya seruput, di lidah terasa agak pedas beraroma jahe dan kayu manis. Hingga cairan yang tak begitu manis itu mengalir ke tenggorokan melaju ke lambung, ada semacam kehangatan. Begitu pun dengan ondenya, meski kenyal ketika dipegang, ternyata lembut di mulut. Hanya memerlukan waktu lima menit, semangkok wedang ronde itu langsung berpindah ke lambung. Secara perlahan, tubuh mulai menghangat. Karena semua bahan terbuat dari herbal, otomatis selain berfungsi sebagai penghangat, wedang ronde tentunya juga menyehatkan.

Itulah sedikit gambaran tentang sensasi wedang ronde yang ada di Salatiga, kuliner khas kota ini memang menjadi pilihan konsumen yang ingin badannya hangat sekaligus sehat. Ibarat menikmati semangkok ronde, maka wes hewes hewes bablas angine. Kendati di kota lain mungkin bisa ditemukan minuman berbahan jahe, namun, untuk yang spesial seperti ronde Jago, sepertinya anda akan kesulitan menemukannya. Tak percaya ? Silahkan buktikan sendiri. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun