Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Menelusuri Mural Gado- gado di Salatiga

7 Februari 2016   20:16 Diperbarui: 9 Februari 2016   17:50 1026
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Demikian juga dengan warga Kalioso, Kutowinangun, Tingkir, Kota Salatiga,untuk menumbuhkan semangat nasionalisme di kalangan warganya, pagar tembok juga dilukis tema perjuangan. Menilik hasil mural yang dibuat, terlihat niatnya benar-  benar serius. Hal tersebut dilihat dari cat yang digunakan hingga finishing penggarapannya yang benar- benar ciamik.

Untuk pendidikan, pihak SMP Negeri 3 Kota Salatiga sudah terlebih dulu menghiasi tembok sekolahannya dengan mural. Temanya tak jauh dari dunia pendidikan. Menurut seorang siswa, mural yang ada hampir setiap tahun diperbarui agar masyarakat mau pun siswa yang melihat tidak merasa bosan. “ Yang ini lukisan tahun lalu pak, mungkin ini ini akan segera diganti,” ungkapnya.

[caption caption="Mural di tembok pagar SMP Negeri 03 (foto: bamset)"]

[/caption]

Para mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) yang merupakan PTS terbesar di Jawa Tengah, sepertinya juga enggan ketinggalan. Untuk mempromosikan even di kampusnya tanggal 17-19 Febuari mendatang, mereka membuat mural di Jalan Osamaliki dan Monginsidi. Sengaja dipilih jalur tersebut karena merupakan jalan yang sarat pejalan kaki , didekat lampu traffic light serta sepeda motor.

[caption caption="Mural even yang dibuat mahasiswa UKSW (foto; bamset)"]

[/caption]

Sementara di Selasar Kartini yang menjadi pusat refreshing warga, di bagian dalam juga penuh dengan mural, termasuk di pintu gerbang SD Negeri 05. Bila melihat hasil lukisannya, sepertinya kelompok yang menggambar merupakan kelompok yang sama pembuat mural di Jalan Monginsidi yang panjangnya hampir 200 meter.

[caption caption="Mural gado- gado di depan SD Negeri 05 (foto: bamset)"]

[/caption]

Begitu pula mural di Jalan Yos Sudarso, dari coraknya juga sama dengan pelukis mural di selasar Kartini mau pun Jalan Monginsidi. Yang paling mengenaskan keberadaan mural yang dibuat aktifis lingkungan di Jalan Kalimangkak, tepatnya Tempat Pembuangan Sampah Sementara, mural lingkungan hidup tersebut tak pernah diperbarui hingga terkesan kusam.

[caption caption="Mural gado- gadi di Jalan Yos Sudarso (foto: bamset)"]

[/caption]

Bagitulah hasil penelusuran saya tentang keberadaan mural- mural di Kota Salatiga yang saban hari selalu bertambah. Sebagai salah satu warga Kota Salatiga, saya mengapresiasi kegiatan yang dilakukan anak-anak muda tersebut. Sebab, sepanjang saya ketahui, saat mengerjakan lukisan, sama sekali tak saya temukan hal-hal yang bersifat negatif seperti adanya minuman keras maupun provokasi-provokasi terhadap orang yang melintas. Lantas, bagaimana dengan kota anda ? (*)

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun