Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pejuang Lingkungan itu Akhirnya Berpulang

6 Februari 2016   15:52 Diperbarui: 6 Februari 2016   16:34 1307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mau Menanam 25 Ribu  Pohon Flamboyan                 

Kepedulian KGGSP terhadap lingkungan, juga merambah pada kehidupan masyarakat dhuafa. Selama 10 tahun terakhir, mereka sudah melakukan bedah rumah di 9 lokasi di Kota Salatiga dan sekitarnya. Mayoritas rumah yang dibedah milik janda- janda miskin yang tempat tinggalnya sangat tidak layak huni. Bekerja sama dengan pihak terkait, rumah – rumah bobrok itu direnovasi.

Saat ini, KGGSP tengah menyiapkan 50 ribu berbagai jenis bibit tanaman. Nantinya, 25 ribu bibit tanaman jenis Flamboyan akan ditebar di wilayah kota Salatiga, sedang sisanya bakal dibenamkan di gunung- gunung. Kebutuhan udara yang bersih, menjadi prioritas gerakan KGGSP. Untuk itu, pihaknya tak mengenal kosa kata lelah dalam mengedukasi masyarakat agar sadar terhadap pentingnya lingkungan hijau.  

Untuk mendukung cita- cita mulianya menghijaukan Kota Salatiga dan gunung- gunung, Mbah Santo sering memaksakan diri berkutat di kebun pembibitan (rumah pohon). Ia sama sekali tak mengindahkan beragam penyakit yang mengeram di tubuhnya. Saat saya menemuinya, ia tengah menurunkan puluhan karung berisi kompos. Saya menangkap kondisi fisiknya sebenarnya sangat tidak memungkinkan. Namun, semangatnya tetap berkobar.

[caption caption="Mbah Santo di rumah keduanya, rumah pembibitan (foto: dok KGGSP)"]

[/caption]

Indikasi bahwa Mbah Santo akan ambruk, sebenarnya sudah terlihat sejak sepekan lalu, tepatnya tanggal 30 Januari. Usai mengikuti kegiatan pelatihan pembibitan, tubuhnya kelihatan letih. Kendati begitu, esoknya ia tetap berada di rumah pohon karena masih ada kegiatan yang sama. Saat itu, langkah kakinya seperti berat melangkah.Hingga tanggal 1 Febuari, dirinya jatuh sakit dan enggan menjalani opname.

Baru tanggal 4 Febuari siang, saat tubuhnya benar- benar tak berdaya, Mbah Santo dibawa rekan- rekannya ke RSUD Kota Salatiga. Komplikasi penyakit jantung, diabetes akut dan paru- paru, belakangan memaksa dirinya masuk ruang ICU.  Hingga akhirnya, Sabu malam, Allah memanggilnya. Rupanya, beberapa penyakit yang menggerogoti raganya benar- benar enggan diajak kompromi. Terbukti, segala upaya medis tidak mampu menolongnya.

Mbah Santo yang selalu hadir di setiap bencana, yang tangguh di gunung, yang selalu menghijaukan bumi dan tak pernah menolak untuk  membantu orang susah, ternyata kalah oleh penyakit yang mendera tubuhnya.Kiranya sangat sulit mencari sosok pengganti seperti dirinya, puluhan tahun berjuang demi lingkungan tanpa imbalan apa pun. Puluhan tahun naik turun gunung guna membenamkan bibit tanaman, saat ini telah tiada.

Siang tadi, dengan diantar ribuan pelayat, Mbah Santo diantar menuju peristirahatan terakhirnya di Makam Pertiwi Suci Ngentak, Kutowinangun, Tingkir, Kota Salatiga. Ia telah menyumbangkan ide, gagasan besar , waktu dan tenaganya untuk kelestarian alam. Dirinya penuh harap, di tahun mendatang, anak cucunya kelak ikut menikmati udara yang bersih, bebas polusi serta bencana. Lelaki bersahaja itu beristirahat dengan mimpi- mimpi besarnya.

Dengan berpulangnya Mbah Santo, saya tidak tahu, apakah anak- anak muda masih bersemangat untuk menyelamatkan lingkungan ?  Apakah nantinya 25 ribu bibit flamboyan tetap bakal tertanam di bumi Salatiga ? Yang jelas, sekarang masyarakat Kota Salatiga dan Jawa Tengah telah kehilangan seorang pejuang lingkungan yang nyaris separuh hidupnya dihabiskan untuk kepentingan umat, hutan, gunung serta bencana. Selamat jalan sahabat. Allah pasti memberikan tempat yang sangat layak untukmu. (*)

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun