[caption caption="Jalan tol yang melewati Salatiga (foto: bamset)"][/caption]Pembanguan jalan tol Semarang- Solo yang sekarang telah memasuki ruas Bawen- Salatiga, direncanakan tahun 2016 ini bakal tuntas dan mampu dioperasionalkan. Di balik suksesnya pembuatan jalan bebas hambatan sepanjang 17,5 kilometer tersebut, ternyata ada dampak sosial yang timbul di masyarakat.
“Dulu kami bertetangga baik dengan keluarga pak Sapuan, dengan adanya tol yang lebarnya hampir 50 meter membuat kami jadi jauh. Nantinya untuk bertemu saja harus memutar sejauh 2 kilometer,” kata Slamet (50) warga Kauman Kidul, Sidorejo, Kota Salatiga.
Menurut Slamet, kendati ia tak lagi bisa bertegur sapa dengan tetangga baiknya, namun, dirinya menyadari bahwa hal tersebut merupakan resiko dari pembangunan. Sebab, di sisi lain, tetangganya yang lain, ternyata ikut menikmati berkah akibat lahannya terkena penggusuran. Ganti rugi yang diterimanya mampu untuk membuka usaha serta bisa membeli lahan pengganti yang lebih luas.
Diakui oleh Slamet, meski lahannya tak terkena gusuran dan pihaknya tidak menerima kompensasi apa pun, tetapi tetap menyambut baik adanya tol yang melewati kampungnya. “ Setiap pembangunan pasti ada dampaknya. Mungkin kami terkena dampak terpisahkan dengan tetangga, namun nantinya perjalanan Salatiga menuju Semarang tak butuh waktu lama,” tukasnya.
[caption caption="Perataan lahan di Desa Ujung- Ujung (foto: bamset)"]
Dalam pengamatan saya di lapangan, pembangunan tol Bawen- Salatiga yang ditarget tahun ini harus selesai, sepertinya sengaja dikerjakan secara marathon. Baik siang mau pun malam, pekerja yang menanganinya terus lembur. Menurut salah satu pekerja alat berat yang tengah meratakan lahan di Desa Ujung- Ujung, Pabelan, Kabupaten Semarang, untuk menyelesaikan pekerjaan kontraktor menugaskan pekerja dua shift.
Pembangunan jalan tol Bawen- Salatiga yang panjangnya hanya 17,5 kilometer, terpaksa dikerjakan lembur karena cukup banyak jembatan yang harus dibuat. Bila pihak kontraktor tak menggarapnya siang malam, bisa dipastikan penyelesaiannya bakal mundur. Padahal, pemerintah memberikan target tahun 2016 harus tuntas. “ Kalau ada hambatan, ya paling soal cuaca saja mas,” jelasnya.
[caption caption="Salah satu jembatan tol di jalan Patimura Salatiga (foto: bamset)"]
Boyolali- Salatiga Jadi Sepi
Berdasarkan catatan saya, tol Semarang- Solo yang panjangnya mencapai 72,64 kilometer, direncanakan akan selesai di tahun 2017. Dengan total investasi sebesar Rp 7,3 triliun, nantinya jarak tempuh Semarang menuju Surakarta yang makan waktu paling sepat 3 jam, setelah tol beroperasi, pengguna jalan mampu mempersingkat perjalanan menjadi hanya 1,5 jam saja. Artinya, separuh waktu yang terbuang mampu dipangkas.
Tol Bawen- Semarang yang mulai dioperasionalkan sejak tahun 2014 lalu, mampu mempersingkat waktu dari 1 jam perjalanan menjadi 20 menit. Bila nantinya pembangunan tol Bawen- Salatiga sudah tuntas, maka jarak tempuh Salatiga ke Semarang hanya memerlukan waktu sekitar 30 menit. Padahal, bila melewati jalur lama, paling tidak membutuhkan waktu 1,5 jam karena arus lalu lintas selalu tersendat oleh banyaknya pabrik- pabrik di wilayah kabupaten Semarang.