Kembali pada buah jeruk temuan saya, setibanya di rumah, tiga buah jeruk itu saya perhatikan dengan teliti. Hasilnya, semuanya berpaku. Ada yang ditusuk paku 5 biji, namun ada pula yang 8 biji. Ketika saya belah, terlihat posisi paku yang dibenamkan secara melintang. Tentunya saat ban mobil atau motor melindasnya, sulit selamat dari kempes. Kecuali ban jenis tubles yang mampu bertahan cukup lama.
Analisa saya mengatakan, pelaku diduga mengawasi ranjaunya dari jarak jauh. Bila yang melindas sepeda motor, ia tak akan bereaksi, namun semisal yang kena kendaraan roda empat, dirinya segera membututinya. Ketika pengemudi berhenti karena bannya kempes dan memeriksa kondisi bannya, pelaku langsung beraksi dengan menyambar barang apa pun yang tergeletak di mobil.
Pelaku yang mengandalkan kecepatan bergerak, dipastikan akan membuat korban terbengong-bengong, lamban bereaksi. Kendati di dalam mobil terdapat dua atau tiga penumpang, biasanya gerak reflek mereka bakal lumpuh sesaat. Hingga pelaku kabur sembari menenteng hasil jarahannya, korban baru tersadar. Melakukan pengejaran ? Sepertinya sia-sia belaka. Sebab, sebelum beraksi, pelaku dipastikan telah mempelajari jalan tikus terdekat sebagai upaya menghilangkan jejaknya.
Sedikit tips aman bagi pengguna jalan raya, agar anda terhindar dari ranjau jeruk ini, kiranya saat melintas di jalanan harus ekstra hati-hati. Ketika melihat buah jeruk berceceran di jalan, usahakan dihindari. Anda boleh melindasnya semisal ban kendaraan anda jenis tubles. Sedang untuk pengendara sepeda motor, kiranya bersedia sedikit meluangkan waktu menyingkirkan ranjau sejenis bila memergokinya. Bagaimana pun juga, sikap waspada bakal lebih baik dibanding mengalami musibah di jalanan. Ingat, pencoleng selalu kreatif serta berinovasi di setiap aksinya. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H