Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Akhirnya 1 Tahun 365 Artikel Terpenuhi

8 Desember 2015   02:42 Diperbarui: 8 Desember 2015   02:42 1183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hingga memasuki bulan Oktober, tanpa saya sadari ternyata artikel- artikel yang saya posting dan memperoleh label HL mencapai 80 an. Saya kembali tertarik untuk mendongkrak angkanya menjadi 100 sebelum genap 1 tahun menulis di Kompasiana. Terkait hal tersebut, saya kembali mempelajari selera admin dalam penempatan sebuah tulisan ke kapling HL. Ternyata, ketemu !

Untuk menggenapi angka 100 dalam tempo dua bulan, saya mulai menulis berbagai liputan di daerah. Saya abaikan isu- isu politik, fokus kupasan tertuju pada hal- hal yang ringan namun orisinil. Hasilnya, lima hari sebelum genap satu tahun menulis di kompasiana, yakni tanggal 2 Desember lalu, angka 100 telah terpenuhi (baca : satu-tahun-100-hl).                                                                  

Terima Kasih Admin

Setelah mendapatkan 100 label HL, jujur saja, saya sudah tak berharap mendapatkan hal serupa. Toh target telah terpenuhi. Meski begitu, entah admin masih merasa iba atau ada faktor lain, ternyata admin masih berbaik hati. Dua artikel terakhir saya, tetap diberikan bonus HL. Bahkan, tulisan pas satu tahun juga diberi label HL.

Aneh, saya setengah curiga dengan admin. Kenapa belakangan sangat baik hati sekali , padahal, bulan- bulan lalu berbagai komplain yang saya ajukan tak pernah ditanggapi. Tetapi, setelah saya renungkan, rasanya tak bagus menaruh sudzon kepada penguasa Kompasiana. Akhirnya saya mensyukurinya saja. Terima kasih admin, anda semua memang bijak.

Sedikit catatan yang perlu saya tambahkan, yakni pada awal saya mulai menulis di Kompasiana. Sekitar sepekan usai menayangkan artikel, saya pernah mendapat pesan singkat melalui ponsel. Datangnya dari seorang rekan yang kebetulan ia adalah dosen sebuah perguruan tinggi. Bunyinya : Wah ! Kemajuan berani nulis di Kompasiana. Emangnya paham dunia jurnalistik ?

Membaca pesan singkat tersebut, saya cuma tersenyum sendiri dan tak saya tanggapi. Saya menyadari, di balik pesan tersebut ada aroma pelecehan terhadap diri saya. Maklum, status pekerjaan saya hanya buruh harian. Otomatis, lebih banyak menggunakan otot dibanding otak. Sedang aktifitas menulis membutuhkan jelas menguras fikiran. Kendati begitu, saya membatin akan saya tunjukkan bahwa saya juga mampu.

Berulangkali saya bertemu dengan rekan tersebut, saya tak pernah menyinggung pesan singkatnya. Hingga tanggal 2 Desember lalu, saya mengirim pesan singkat kepadanya. Isinya : Tolong cek lapak saya di Kompasiana. Hari ini artikel HL sudah genap 100. Tanggapannya ? Sampai sekarang ia tak membalas pesan singkat yang saya kirimkan. Saya pun masa bodoh, yang jelas telah saya buktikan, seorang buruh serabutan pun bisa beradaptasi di Kompasiana. Terima kasih Kompasiana dan terima kasih juga untuk rekan- rekan Kompasianer semuanya. (*)

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun