Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perpustakaan Gratis Salatiga tapi Tak Lelah Berinovasi

6 Desember 2015   17:07 Diperbarui: 6 Desember 2015   17:27 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Gedung Perpusda Kota Salatiga (foto: bamset)"][/caption]Perpustakaan Daerah (Perpusda) Kota Salatiga yang representatif dengan seabrek fasilitas gratis, rupanya tak mengenal lelah berinovasi. Kendati angka kunjungan tiap bulan terus meningkat, belakangan diluncurkan program  “Selasar Baca” di Jalan Kartini.

“Selasar Baca” yang terletak di kawasan Selasar Kartini Kota Salatiga ini, menempati dua kios, berada tepat di depan SMA Negeri 3 dan asrama mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW). Menurut Kepala Perpusda, Agus Permadi SE MSi, pihaknya berharap lokasi tersebut akan menjadi tempat nongkrong bermanfaat bagi pelajar, mahasiswa mau pun masyarakat umum.

Sembari nongkrong, siapa pun boleh meminjam buku yang ada di “Selasar Baca”. Dibuka hari Senin- Jumat, pelayanan bagi pengunjung mulai pk 09.00 hingga pk 15.00. Karena sifatnya untuk memberikan edukasi sekaligus menumbuhkan minat baca, maka, untuk membaca berbagai buku sambil kongkow, dibebaskan dari kewajiban membayar. Semuanya gratis tis tis.

[caption caption="Layanan "Selasar Baca" yang baru saja dibuka (foto; bamset)"]

[/caption]

“Setelah ada Selasar Baca, saya nggak lagi bengong saat menjemput anak sekolah. Kemarin- kemarin, ketika nunggu kegiatannya cuman ngrumpi melulu,” kata H. M. Safuan warga Kota Salatiga yang tengah memanfaatkan fasilitas baru tersebut.

Selasar Kartini sendiri merupakan areal publik yang sangat strategis, berada di Jalan Kartini,di jalur tersebut terdapat SMP Negeri 1, SMP Negeri 2, SMA Negeri 3, SD Salatiga 6, SD Salatiga 5 dan asrama UKSW.  Saban hari, ribuan orang lalu lalang dengan berbagai aktifitasnya. Jadi pemilihan lokasi ini memang sangat tepat karena memudahkan siapa pun untuk menambah wawasannya.

Perpusda Kota Salatiga sendiri, sebelumnya paling banter dilongok 50 pengunjung sehari. Setelah menempati gedung baru di jalan Adi Sutjipto nomor 7, jumlah pengunjung berlipat – lipat, sesepi- sepinya pengunjung, tercatat 700 orang. Sedang maksimal mencapai 1000 orang yang datang dari berbagai kalangan. Dengan populasi penduduk Salatiga yang hanya 190 ribu jiwa, otomatis minat baca masyarakatnya termasuk katagori tinggi.

Kendati serba gratis, namun tak identik dengan hal- hal yang tidak berkualitas. Sebab,selain nyaris tiap pekan selalu digelar berbagai acara yang bersifat edukatif, Perpusda juga menyediakan beragam fasilitas bagi pengunjungnya. Ada ribuan buku yang bisa dipinjam, tentunya harus tercatat sebagai anggota dulu. Seperti galibnya ruang publik moderen, tersedia Wi-Fi. Terus bagaimana bila pengunjung tidak membawa/ mempunyai lap top, jangan khawatir, di tempat ini disediakan komputer dengan dukungan layar LCD yang mampu mengakses internet.

[caption caption="Mau pinjam buku, daftar dulu di sini (foto: bamset)"]

[/caption]

“Untuk pengunjung yang tak membawa lap top, pemakaiannya kami batasi maksimal hanya satu jam. Pembatasan ini dimaksudkan agar pengunjung lain juga memiliki kesempatan yang sama,” kata Basuki karyawan Perpusda.

Di salah satu ruangan yang cukup luas, terdapat ruang multimedia. Ruangan itu kerap dimanfaatkan untuk menyetel film- film terkait pendidikan, sejarah, seni hingga budaya. Biasanya, yang menggunakan adalah rombongan pengunjung dalam jumlah 20 – 40 orang. Sedang bagi pengunjung yang datang berombongan dan ingin menggelar pertemuan, tersedia ruang khusus untuk meeting.

Memperoleh Nugra Jasa Darma Pustaloka

Karena memang dijadikan sebagai ruang publik, Perpusda membuka diri bagi siapa pun untuk mengunjunginya. Ada ribuan koleksi buku yang tersimpan di sini. Agar pengunjung betah berlama- lama, selain tersedia gazebo di belakang gedung, ikut dibangun Mushola yang terlihat sangat bersih. Sedang bagi yang kebelet pipis, tak usah khawatir, terdapat 10 unit toilet guna menuntaskan hajat pengunjung.

Dengan jumlah pengunjung yang heterogen, pihak perpusda tak mengabaikan keberadaan anak- anak. Terkait hal tersebut, disediakan Layanan Anak yang berada di ruang anak. Di sini, terdapat buku- buku yang memang khusus menjadi bacaan anak. “ Untuk pelayanan anak, ada petugas yang melakukan pendampingan,” imbuh Basuki.

Agar tak terkesan isi Perpusda kaku dan membosankan, pengelola juga menyediakan Layanan Koleksi Digital. Pengunjung dapat menelusuri berbagai koleksi digital perpustakaan menggunakan sarana computer melalui penelusuran online (Online public acces catalog). Semisal pengunjung mengalami kesulitan, petugas yang berjaga setiap saat siap membantu tanpa imbalan apa pun.

Lantas bagaimana bila warga Salatiga ingin membaca buku tapi malas datang ke Perpusda ? Gampang, sebab ada dua unit mobil layanan perpustakaan keliling. Untuk mobil berwarna kuning, satu orang hanya diijinkan meminjam 1 buku selama dua minggu, sedang mobil biru warga boleh meminjam 1 buku, lama peminjaman seminggu.

[caption caption="Areal parkir sudah tak muat, lagi dibangun lahan parkir (foto; bamset)"]

[/caption]

Upaya Perpusda dalam mencerdaskan warganya memang layak diacungi jempol, tak heran belum lama ini Walikota Salatiga Yulianto SE MM mendapat penghargaan tingkat nasional yakni Nugra Jasa Darma Pustaloka. Penghargaan tersebut diberikan untuk katagori pimpinan daerah yang mempunyai peran aktif dalam pengembangan perpustakaan. Piagam yang dikeluarkan oleh Perpustakaan Nasional tersebut sudah diterima bulan lalu (Padahal, pak Wali jarang berkunjung ke perpustakaan lho).

Perpusda yang buka sejak pk 08.00 hingga 20.00 tersebut, nyaris tiap pekan selalu mengadakan berbagai kegiatan bagi pelajar mau pun umum. Meski saat ini tengah menyiapkan lahan parkir cukup luas, namun apa pun aktifitas pengunjung di sini tetap digratiskan. Nah, artinya menambah wawasan, menimba ilmu dan mengencerkan otak beku bisa dilakukan secara gratis. Lantas, bagaimana dengan perpustakaan di kota anda ? (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun