Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ssstt... Majalah Playboy Stop Tampilkan Perempuan Bugil

14 Oktober 2015   02:45 Diperbarui: 14 Oktober 2015   02:55 2372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Playboy (foto: dok kompas.com)"][/caption]

Majalah pria dewasa Playboy yang puluhan tahun selalu menampilkan foto- foto perempuan cantik dalam pose bugil, menyatakan diri menyetop eksploitasi tubuh mulus para modelnya. Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Playboy Enterprise, Scott Flanders di harian New York Times.

Apa yang disampaikan Flanders, bukan bualan semata. Sebab, beleid tersebut telah disetujui pendiri sekaligus Pemimpin Redaksi Playboy, Hugh Hefner. Di mana, usulan berhenti menampilkan tubuh  perempuan cantik itu, berawal dari usulan editor Cary Jones. Selanjutnya, untuk mendukung rencana ini, foto- foto perempuan telanjang yang sebelumnya melekat erat di situs webnya, belakangan dicopot guna melancarkan akses ke media sosial seperti Facebook mau pun Twitter.

Sebagaimana diungkap kompas.com, Selasa (13/10), Flanders menyebut bahwa saat ini, untuk menemukan hal- hal yang terkait seks, hanya membutuhkan sekali klik saja. Sebab, internet telah membuat ketelanjangan menjadi hal yang biasa dan majalah porno tidak lagi menguntungkan.

Pertimbangan menghentikan tampilan foto- foto vulgar kaum hawa ini, selain faktor perkembangan internet, juga adanya daya tarik inteletual bagi kaum Adam yang mengaku membeli majalah Playboy tidak sekedar untuk menyimak foto- fotonya. Mereka juga menikmati tulisan penulis top seperti Kurt Vonnegut, Joyce Carol Oates, Vladimir Nabokov, James Baldwin hingga Alex Haley.

Sepertinya kejayaan majalah Playboy yang pernah memiliki oplah 5,6 juta eksemplar di tahun 1970 an, sekarang mengalami kemerosotan tajam hingga hanya menyisakan 800 ribu ekseplar. Digulung oleh perkembangan jaman, itulah kalimat yang tepat untuk menggambarkan perkembangan majalah yang dulunya sangat digandrungi kaum pria ini.

Terbit Perdana Tahun 1953

Jaman tahun 80 an, ketika istilah internet belum diketemukan. Majalah Playboy layak disebut sebagai majalah bergengsi bagi kalangan muda perkotaan. Pasalnya, dengan foto- foto syurnya, mampu membangkitkan libido pria normal. Apa lagi, model yang dipakai selain mulus, juga bertampang cantin tanpa cela. Adalah hal yang biasa, satu majalah terus berputar dari satu tangan ke tangan yang lain. Ketika kembali ke pemiliknya, bisa dipastikan telah lecek.

Lantas, bagaimana sejarah perjalanan majalah Playboy ini ? Majalah khusus pria tersebut, edisinya perdananya terbit bulan Desember 1953 di  Amerika.  Hefner selaku pendiri, sengaja tidak mencantumkan tanggal edisi pertamanya. Sebab, ia tak yakin mampu menerbitkan edisi kedua karena keterbatasan dana. Untuk mensiasati agar tidak perlu membayar model, maka Hefner membayar hak cipta foto- foto yang diambilnya dari kalender.

Foto artis Marilyn Monroe yang saat itu dikenal sebagai perempuan paling sexy, dijadikan sampul edisi perdana majalah Playboy. Hasilnya, ternyata direspon pasar. Cetakan pertama yang berjumlah 53,991 eksemplar, langsung ludes dalam tempo singkat. Maklum, Hefner menampilkan sesuatu yang baru dan majalah tersebut mampu menimbulkan khayalan bagi pembacanya.

Sukses edisi perdana ini, membuat Hefner semakin memiliki “syahwat’ untuk menerbitkan edisi- edisi selanjutnya. Beruntung, banyak pemodal yang mau diajak bekerja sama, sehingga belakangan majalah Playboy mampu mendirikan perusahaan dengan label Playboy Interprise Inc. Bisnis Playboy bak gurita, tak sekedar majalah, namun juga merambah berbagai bisnis hiburan lain seperti penerbitan, stasiun TV dan hiburan.

Playboy sempat menjadi merk dagang yang mempunyai nilai jual tinggi, berbagai versi majalah Playboy sempat terbit di beberapa negara, salah salah satunya Indonesia. Tanggal 7 April 2006, majalah Playboy versi Indonesia terbit perdana di Jakarta. Dikelola oleh Erwin Arnada ,  sedang penerbitnya PT Velvet Silver Media. Dilempar ke pasar seharga Rp 39 ribu/ eksemplar.

Konon, untuk membeli lisensinya, majalah Playboy Indonesia harus merogoh kocek hingga Rp 3 miliar (angka yang sangat besar waktu itu). Sayangnya, keberadaan majalah pria ini kurang mendapat respon konsumen. Bahkan, belakangan mengundang berbagai aksi yang menentangnya. Karena situasinya tak memungkinkan untuk berkembang, bulan Maret 2017 majalah Playboy berhenti terbit.  Itulah sedikit catatan tentang Playboy yang dulunya selalu menjadi bacaan idaman kaum Adam. Mulai sekarang, tinggal kenangan.  (*)

Sumber : Majalah.Playboy.Tidak.Akan.Tampilkan.Foto.Perempuan.Telanjang.Lagi

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun